Kamis, 08 Mei 2025

Sri Mulyani Klaim Ekonomi Indonesia Tangguh di Tengah Penurunan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I 2025

Sri Mulyani Klaim Ekonomi Indonesia Tangguh di Tengah Penurunan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I 2025
Sri Mulyani Klaim Ekonomi Indonesia Tangguh di Tengah Penurunan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I 2025

JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa perekonomian Indonesia tetap menunjukkan ketangguhan (resilience) meski mengalami pelambatan pertumbuhan pada kuartal pertama (Q1) 2025. Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia hanya tumbuh 4,87% secara tahunan (year-on-year, yoy) pada kuartal I 2025, angka terendah yang tercatat sejak kuartal III 2021. Meskipun demikian, Sri Mulyani menganggap pencapaian tersebut sebagai bukti bahwa perekonomian Indonesia masih dalam kondisi yang relatif stabil di tengah tantangan global.

Konsumsi Rumah Tangga dan Pemerintah Tangguh meskipun Melambat

Menurut laporan BPS, konsumsi rumah tangga yang merupakan komponen terbesar dalam perekonomian Indonesia, tetap mencatatkan pertumbuhan positif meski ada penurunan signifikan pada angka tersebut. Konsumsi rumah tangga tumbuh 4,89% pada kuartal I 2025, namun ini merupakan angka terendah sejak kuartal IV 2023. Meski demikian, konsumsi rumah tangga masih cukup baik didorong oleh sejumlah faktor, seperti meningkatnya mobilitas masyarakat pada libur tahun baru serta pergeseran libur Ramadan dan Idulfitri yang jatuh pada kuartal pertama tahun ini.

Baca Juga

Gempa Magnitudo 3.0 Guncang Bima NTB, BMKG Rilis Pusat Gempa dan Kedalamannya

Sri Mulyani juga mengungkapkan bahwa daya beli masyarakat masih terjaga berkat kebijakan insentif yang diberikan pemerintah, seperti tunjangan hari raya (THR), diskon tarif listrik dan tarif tol, serta berbagai stimulus fiskal lainnya, seperti PPN Ditanggung Pemerintah (DTP) untuk sektor properti dan Pajak Penghasilan (PPh 21) DTP untuk sektor padat karya. "Optimisme terus dijaga, didukung komitmen pemerintah untuk memastikan APBN bekerja optimal dalam melindungi masyarakat, termasuk memastikan ekonomi tumbuh secara berkelanjutan," ujar Sri Mulyani.

Namun, konsumsi pemerintah pada kuartal I 2025 mengalami kontraksi sebesar 1,38% yoy. Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh efek dasar tinggi (high base effect) pada kuartal I 2024, yang mencatatkan belanja pemerintah yang tinggi akibat pelaksanaan Pemilu dan belanja bantuan sosial untuk mitigasi dampak El-Nino. Meskipun demikian, Sri Mulyani mengungkapkan bahwa belanja pemerintah mulai meningkat kembali pada akhir kuartal I 2025, meskipun ada masa transisi pemerintahan.

Pertumbuhan Ekspor dan Sektor Pertanian Menjadi Penyokong Ekonomi

Sri Mulyani juga mencatatkan adanya sektor-sektor yang menunjukkan kinerja positif, terutama di bidang ekspor dan pertanian. Ekspor Indonesia tercatat tumbuh 6,78% yoy pada kuartal I 2025, didorong oleh kenaikan signifikan dalam ekspor komoditas sawit dan besi baja yang masing-masing tercatat tumbuh 36% dan 6,6%. "Ekspor menjadi salah satu pendorong penting dalam menjaga kinerja perekonomian Indonesia di tengah pelambatan global," ujar Sri Mulyani.

Sektor pertanian juga mencatatkan kinerja yang cukup impresif dengan pertumbuhan 10,52% yoy, yang didorong oleh peningkatan produksi padi pada musim panen raya dan tingginya permintaan bahan pangan selama Ramadan. Menurut Sri Mulyani, peningkatan produktivitas pertanian didukung oleh distribusi pupuk bersubsidi yang semakin baik, dan hal ini turut membantu Indonesia menjadi pemimpin produksi beras di kawasan ASEAN.

Sektor Industri dan Jasa Menguat, Namun Sektor Konstruksi Terbatas

Di sektor industri, aktivitas hilirisasi terus mendukung pertumbuhan yang solid, dengan sektor industri pengolahan tumbuh 4,55%. Sektor perdagangan juga mencatatkan pertumbuhan yang baik, tumbuh 5,03% yoy. Selain itu, sektor transportasi dan pergudangan serta sektor akomodasi dan makan minum masing-masing mencatatkan pertumbuhan 9,01% dan 5,75%, yang menunjukkan adanya penguatan mobilitas dan daya beli masyarakat.

Namun, sektor konstruksi hanya tumbuh terbatas pada angka 2,18%, yang dipengaruhi oleh sentimen kehati-hatian dari investor yang memilih untuk menunggu (wait and see) kondisi pasar. Sementara itu, sektor jasa informasi dan komunikasi, yang semakin didorong oleh transformasi digital dan adopsi kecerdasan buatan (AI), mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 7,72%, mencerminkan perkembangan teknologi yang semakin pesat.

Tantangan dan Langkah Pemerintah untuk Menjaga Stabilitas Ekonomi

Meski ekonomi Indonesia menghadapi pelambatan, Sri Mulyani menegaskan bahwa pemerintah tetap berkomitmen untuk menjaga stabilitas ekonomi. Menurutnya, diperlukan pemantauan secara berkala serta upaya mitigasi dampak ketidakpastian ekonomi global, termasuk deregulasi dan pembentukan satgas ketenagakerjaan untuk melindungi dunia usaha dan menjaga daya beli masyarakat. "Ke depan, dinamika perekonomian global masih sangat menantang. Diperlukan strategi mitigasi risiko untuk menjaga stabilitas ekonomi Indonesia," ujarnya.

Sri Mulyani juga menyebutkan bahwa Indonesia terus berupaya memperluas kerja sama internasional untuk menghadapi tantangan geopolitik global. Pemerintah Indonesia telah aktif dalam berbagai forum multilateral seperti Spring Meeting, G20, serta Pertemuan ASEAN+3 Finance Ministers’ and Central Bank Governors' Meeting, untuk memperkuat hubungan ekonomi dan membuka pasar ekspor baru.

Percepatan Realisasi Belanja Negara dan Program Prioritas

Terkait belanja negara, Sri Mulyani mengatakan bahwa realisasi belanja negara pada akhir kuartal I 2025 telah tercatat sebesar Rp620,3 triliun atau 17,1% dari target APBN 2025. Pemerintah berkomitmen untuk mempercepat penyerapan anggaran dan memastikan program prioritas seperti Makanan Bergizi Gratis (MBG) dan insentif perumahan melalui fasilitas perpajakan dapat dilaksanakan dengan baik. “Implementasi program prioritas akan terus diperluas cakupannya untuk menjaga keberlanjutan pemulihan ekonomi,” tutup Sri Mulyani.

Dengan langkah-langkah yang terus ditempuh, pemerintah berharap perekonomian Indonesia dapat mengatasi tantangan global yang ada dan tetap tumbuh secara berkelanjutan, meskipun dalam kondisi yang tidak mudah.

Alif Bais Khoiriyah

Alif Bais Khoiriyah

Insiderindonesia.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Polytron Luncurkan Mobil Listrik G3 dan G3+, Dibanderol Mulai Rp 299 Juta, Tawarkan Fitur Canggih dan Desain Modern

Polytron Luncurkan Mobil Listrik G3 dan G3+, Dibanderol Mulai Rp 299 Juta, Tawarkan Fitur Canggih dan Desain Modern

Wuling Hadirkan Mobil Listrik di Dealer Resmi Bandung, Pilihan Cerdas dan Ramah Lingkungan

Wuling Hadirkan Mobil Listrik di Dealer Resmi Bandung, Pilihan Cerdas dan Ramah Lingkungan

Refleksi Anies Baswedan tentang Pendidikan yang Membebaskan: Menilik Pemikiran Paulo Freire

Refleksi Anies Baswedan tentang Pendidikan yang Membebaskan: Menilik Pemikiran Paulo Freire

Sri Mulyani Tegaskan APBN Peran Penting Menjaga Daya Beli di Tengah Ketidakpastian Global

Sri Mulyani Tegaskan APBN Peran Penting Menjaga Daya Beli di Tengah Ketidakpastian Global

Bupati Bogor Rudy Susmanto Alihkan Kendaraan Jimny DPUPR untuk Patroli dan Efisiensi Anggaran

Bupati Bogor Rudy Susmanto Alihkan Kendaraan Jimny DPUPR untuk Patroli dan Efisiensi Anggaran