Sri Mulyani Tegaskan APBN Peran Penting Menjaga Daya Beli di Tengah Ketidakpastian Global
- Rabu, 07 Mei 2025

JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan pentingnya peran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam menjaga daya beli masyarakat Indonesia, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global yang masih melanda pada kuartal pertama tahun 2025. Hal ini disampaikan Sri Mulyani dalam sebuah konferensi pers yang diadakan di Jakarta.
Sri Mulyani mengungkapkan bahwa meskipun tantangan global semakin berat, ekonomi Indonesia tetap menunjukkan ketahanan yang cukup signifikan. “Di tengah perlambatan ekonomi dan ketidakpastian global, perekonomian kita tetap cukup resilien,” ujar Sri Mulyani dengan tegas. Pernyataan ini mencerminkan keyakinan pemerintah atas ketangguhan ekonomi Indonesia meskipun kondisi ekonomi dunia menghadapi perlambatan.
Peran Konsumsi Rumah Tangga sebagai Penggerak Ekonomi
Baca Juga
Salah satu faktor yang dinilai cukup berkontribusi terhadap ketahanan ekonomi Indonesia adalah konsumsi rumah tangga. Sri Mulyani menjelaskan bahwa konsumsi rumah tangga menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi, yang didorong oleh kebijakan fiskal pemerintah yang langsung menyentuh kebutuhan masyarakat. "APBN berperan penting menjaga daya beli, seperti melalui THR (Tunjangan Hari Raya), diskon tarif listrik dan tol, PPN DTP (Ditanggung Pemerintah) untuk properti, serta PPh 21 DTP bagi sektor padat karya," ujar Sri Mulyani.
Program-program ini, lanjutnya, merupakan bagian dari langkah-langkah untuk meredam dampak inflasi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di tengah tekanan ekonomi global yang tidak pasti.
Stabilitas Harga Pangan dan Kinerja Bulog
Di samping itu, Sri Mulyani juga menyoroti peran penting pemerintah dalam menjaga stabilitas harga pangan. Untuk itu, pemerintah memaksimalkan peran Badan Urusan Logistik (Bulog) dalam memastikan ketersediaan dan harga pangan tetap stabil. Kombinasi berbagai kebijakan fiskal dan moneter ini, menurutnya, berperan penting dalam menjaga optimisme masyarakat serta memperkuat fondasi bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
"Pemerintah juga menjaga stabilitas harga pangan melalui optimalisasi peran Bulog. Kami mengkombinasikan berbagai kebijakan yang sudah terbukti efektif dalam menjaga stabilitas perekonomian," tambah Sri Mulyani.
Tantangan Global Belum Mereda, Pemerintah Tetap Siap Menghadapi Risiko Eksternal
Meskipun optimisme tumbuh, Sri Mulyani tidak menutup mata terhadap berbagai tantangan yang masih menghantui perekonomian global. Ia mengingatkan bahwa risiko geopolitik dan potensi perlambatan ekonomi global masih menjadi ancaman bagi perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah akan terus memantau situasi dan mempersiapkan langkah-langkah mitigasi yang diperlukan.
“Pemerintah akan terus memantau situasi dan menyiapkan langkah mitigasi, seperti deregulasi, pembentukan Satgas Ketenagakerjaan, serta penguatan strategi ekonomi untuk menjaga stabilitas dan melindungi dunia usaha,” terang Sri Mulyani.
Upaya Diplomasi Ekonomi untuk Menghadapi Risiko Geopolitik
Sri Mulyani juga menekankan pentingnya kerja sama bilateral dan multilateral dalam menghadapi risiko geopolitik yang semakin kompleks. Pemerintah Indonesia, lanjutnya, terus berupaya membangun hubungan yang lebih erat dengan berbagai negara untuk mengurangi dampak dari ketegangan internasional yang dapat memengaruhi perdagangan dan investasi.
“Ini menjadi momentum bagi semua kementerian dan lembaga untuk bekerja lebih koordinatif dalam mengatasi hambatan perdagangan dan investasi,” pungkasnya, menegaskan pentingnya kebijakan luar negeri yang strategis dalam memperkuat posisi Indonesia di tengah ketidakpastian global.

Alif Bais Khoiriyah
Insiderindonesia.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.