OJK Bali Gencarkan Literasi Pasar Modal untuk ASN, Targetkan Inklusi Keuangan Lebih Merata Lewat Program TPAKD 2025
- Kamis, 08 Mei 2025

JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali terus memperkuat literasi dan inklusi keuangan di sektor pasar modal melalui program tematik Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) tahun 2025. Program ini difokuskan untuk memperluas pemahaman dan pemanfaatan produk pasar modal di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan pemerintahan daerah Bali.
Kepala OJK Provinsi Bali, Kristrianti PujiRahayu, menegaskan bahwa inisiatif ini merupakan bagian dari strategi nasional Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN) yang juga terintegrasi dengan peluncuran Indeks Akses Keuangan Daerah (IKAD) oleh OJK. IKAD menjadi instrumen untuk memantau percepatan inklusi keuangan di daerah sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan.
“Indeks literasi dan inklusi sektor pasar modal masih tergolong rendah. Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan Tahun 2025, literasi hanya mencapai 17,78 persen dan inklusi sebesar 1,34 persen. Oleh karena itu, perlu upaya akselerasi yang masif dan terstruktur,” ujar Kristrianti.
Baca Juga
Edukasi ASN Jadi Langkah Strategis
Sektor pasar modal selama ini masih belum menjadi pilihan utama investasi bagi masyarakat umum, khususnya di kalangan ASN yang cenderung memilih instrumen keuangan konservatif seperti tabungan dan deposito. Melalui program tematik TPAKD ini, OJK Bali berharap ASN dapat menjadi motor penggerak dalam memperluas pemanfaatan produk pasar modal di masyarakat.
Dalam pelaksanaan program, OJK Provinsi Bali bekerja sama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) Wilayah Bali serta sejumlah pelaku industri jasa keuangan, termasuk perusahaan sekuritas. Kolaborasi ini menghadirkan edukasi tentang instrumen investasi seperti saham, obligasi, dan reksa dana kepada ASN serta masyarakat.
“Melalui edukasi dan sinergi lintas sektor, kami ingin membuka akses yang lebih luas terhadap produk pasar modal. Ini penting agar masyarakat dapat memahami bahwa investasi di sektor ini dapat dilakukan secara aman dan terjangkau,” tambah Kristrianti.
Program Edukasi Dimulai dari Gianyar
Sebagai langkah awal, kegiatan edukasi telah digelar di Kabupaten Gianyar. OJK Bali menggandeng TPAKD setempat, BEI Wilayah Bali, dan Mandiri Sekuritas Wilayah Bali dalam pelaksanaan program. Kabupaten dan kota lain di Provinsi Bali dijadwalkan mengikuti program serupa sepanjang tahun 2025.
Kegiatan ini tidak hanya berisi edukasi dasar mengenai pengenalan pasar modal, tetapi juga pelatihan lanjutan yang mencakup analisis saham, mekanisme transaksi reksa dana, pemahaman terkait Initial Public Offering (IPO), hingga konsep Securities Crowdfunding yang kini mulai berkembang sebagai alternatif pendanaan usaha mikro dan kecil.
Menariknya, OJK Bali juga akan menggelar Kompetisi Trading Saham antar ASN se-Provinsi Bali, sebagai bagian dari program literasi berkelanjutan. Kompetisi ini diharapkan dapat menumbuhkan minat sekaligus keterampilan investasi yang lebih dalam di kalangan pegawai negeri sipil.
Mendorong Ekonomi Lokal Lewat Inklusi Keuangan
Dengan peningkatan pemahaman terhadap produk-produk keuangan pasar modal, ASN diharapkan dapat menjadi agen literasi keuangan di tengah masyarakat. Langkah ini dianggap penting dalam menciptakan ekosistem industri keuangan yang inklusif, inovatif, dan berkelanjutan di daerah.
Kristrianti menambahkan bahwa sinergi antara OJK, pemerintah daerah, BEI, dan sektor swasta menjadi kunci dalam mendorong pertumbuhan industri jasa keuangan yang sehat. Dalam jangka panjang, perluasan literasi ini diharapkan mampu memperkuat ekonomi lokal dan menciptakan masyarakat yang lebih melek investasi.
“Dengan menciptakan ASN yang paham dan aktif berinvestasi di pasar modal, kita membentuk generasi yang tidak hanya cerdas dalam pengelolaan keuangan pribadi, tetapi juga menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi daerah,” ujarnya.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Meskipun program ini mendapat respons positif dari berbagai pemangku kepentingan, tantangan tetap ada. Salah satunya adalah rendahnya kepercayaan dan pemahaman terhadap instrumen pasar modal di masyarakat. Untuk itu, pendekatan edukatif yang konsisten dan adaptif menjadi strategi utama OJK dalam mengubah persepsi tersebut.
OJK Bali juga akan memanfaatkan berbagai kanal komunikasi, termasuk media sosial, webinar, dan kolaborasi dengan perguruan tinggi untuk menjangkau kelompok masyarakat yang lebih luas.

Alif Bais Khoiriyah
Insiderindonesia.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.