Saham BSI Melonjak Tajam, Laba Tembus Rp1,88 Triliun Berkat Bisnis Emas dan Transformasi Digital
- Rabu, 07 Mei 2025

JAKARTA – Saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) dengan kode emiten BRIS mencatatkan lonjakan tajam dalam perdagangan bulan ini. Pada sesi penutupan Selasa, harga saham BRIS ditutup pada level Rp3.000 per lembar, mengalami kenaikan signifikan sebesar 28,21 persen secara month to month. Peningkatan ini menjadikan BRIS sebagai salah satu top movers dalam indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Lonjakan harga saham tersebut didorong oleh kepercayaan pasar terhadap fundamental kinerja BSI yang semakin menguat. Volume perdagangan saham BRIS tercatat mencapai 56,93 juta lembar, didukung oleh masuknya aliran dana investor asing yang cukup besar, yaitu mencapai Rp147,2 miliar sepanjang 2025.
Corporate Secretary BSI, Wisnu Sunandar, mengungkapkan bahwa tren kenaikan ini merupakan refleksi dari strategi bisnis yang solid, termasuk penguatan sektor digital dan pertumbuhan agresif pada bisnis emas.
Baca JugaHarga Emas Hari Ini: Lonjakan Harga Emas Antam, UBS, dan Galeri24 di Pegadaian Menjadi Sorotan
“Lonjakan ini sejalan dengan ekspektasi kuat terhadap kinerja fundamental BSI yang makin solid,” ujar Wisnu.
Laba Bersih Tumbuh 10%, Bisnis Emas Jadi Pendorong Utama
Kinerja keuangan BSI pada kuartal I tahun 2025 menunjukkan hasil menggembirakan. Bank syariah terbesar di Indonesia ini mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,88 triliun, naik 10 persen secara tahunan (year-on-year/YoY). Pertumbuhan laba tersebut terutama ditopang oleh peningkatan pendapatan berbasis biaya atau fee based income (FBI).
Kontributor terbesar dalam pertumbuhan FBI adalah segmen bisnis emas, yang mencatat lonjakan luar biasa sebesar 81,99 persen YoY dengan nilai transaksi mencapai Rp14,33 triliun.
Produk unggulan seperti Cicil Emas dan Gadai Emas menunjukkan kinerja impresif.
-Produk Cicil Emas tumbuh 168,64 persen YoY menjadi Rp7,37 triliun.
-Sementara itu, Gadai Emas mencatatkan kenaikan sebesar 35,65 persen YoY menjadi Rp6,96 triliun.
Hingga akhir Maret 2025, jumlah nasabah emas BSI telah melonjak 28 persen menjadi 119 ribu nasabah, dengan total saldo emas mencapai 621 kilogram.
Peresmian Sebagai Bank Emas Pertama di Indonesia
Momentum pertumbuhan BSI kian kuat setelah Presiden Prabowo Subianto meresmikan BSI sebagai Bank Emas pertama di Indonesia pada 26 Februari 2025. Status ini menegaskan peran strategis BSI dalam mengembangkan lini bisnis anorganik serta memperluas portofolio pembiayaan berbasis komoditas.
Dengan status ini, BSI tidak hanya fokus pada pembiayaan konsumer, tetapi juga mengembangkan inovasi produk berbasis emas sebagai pilar utama pertumbuhan baru.
“Bisnis emas akan menjadi new growth engine yang menjaga stabilitas pendapatan perusahaan dan mendiversifikasi risiko,” kata Wisnu.
Ia juga menambahkan bahwa strategi pendanaan ke depan akan difokuskan pada peningkatan dana murah (CASA), terutama dari segmen produk haji, yang selama ini menjadi kekuatan utama perbankan syariah.
Strategi Digital dan Dukungan Pasar Haji
Selain bisnis emas, transformasi digital menjadi kunci lain dari penguatan kinerja BSI. Bank ini terus berinovasi dalam menyediakan layanan keuangan syariah berbasis teknologi, termasuk peluncuran Kartu Debit Mabrur, yang dirancang khusus untuk memfasilitasi transaksi jemaah haji dan umrah di Tanah Suci.
Langkah ini juga sejalan dengan data terbaru bahwa sebanyak 185 ribu calon jemaah haji telah menabung di BSI, menunjukkan potensi besar dari sektor ini. Kombinasi antara teknologi, keuangan syariah, dan penguatan layanan berbasis kebutuhan umat menjadi strategi utama dalam memperluas basis nasabah dan meningkatkan loyalitas.

Alif Bais Khoiriyah
Insiderindonesia.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.