Kamis, 08 Mei 2025

Rasio Kredit Macet Rumah Tangga Meningkat, Perbankan Tetap Optimis Hadapi Tantangan Ekonomi

Rasio Kredit Macet Rumah Tangga Meningkat, Perbankan Tetap Optimis Hadapi Tantangan Ekonomi
Rasio Kredit Macet Rumah Tangga Meningkat, Perbankan Tetap Optimis Hadapi Tantangan Ekonomi

Jakarta - Penurunan kemampuan masyarakat dalam membayar cicilan kredit kembali menjadi sorotan setelah indikator rasio kredit macet atau Non-Performing Loan (NPL) untuk kredit rumah tangga menunjukkan kenaikan. Data Bank Indonesia (BI) mengungkapkan bahwa pada Januari 2025, rasio NPL kredit rumah tangga mencapai 2,17%, meningkat dari angka 1,90% di Januari 2024 dan 2,02% pada Desember 2024. Peningkatan rasio ini mengindikasikan potensi risiko dalam sektor keuangan dan konsumsi di tengah tantangan ekonomi yang dihadapi masyarakat, Jumat, 7 Maret 2025.

Menganalisis lebih dalam, peningkatan tertinggi terjadi pada sektor Kredit Pemilikan Rumah (KPR) rumah tangga. Pada Januari 2024, NPL KPR tercatat di level 2,53% dan mengalami kenaikan menjadi 2,84% setahun kemudian. Meski demikian, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae, menilai rasio NPL perbankan masih berada dalam batas wajar dan menunjukkan optimisme untuk tahun 2025.

"Bank selalu berhati-hati dengan melakukan analisis kelayakan debitur sebelum memberikan kredit. Bank mempertimbangkan kemampuan membayar calon debitur serta stabilitas keuangan mereka," ujar Dian. Ia juga menambahkan bahwa optimisme bank didukung oleh program-program pemerintah yang dirancang untuk menguatkan daya beli masyarakat, seperti insentif pajak penghasilan bagi pekerja industri padat karya dan diskon pembelian listrik.

Presiden Direktur CIMB Niaga, Lani Darmawan, menyatakan bahwa segmen rumah tangga merupakan yang paling rentan terhadap kondisi ekonomi saat ini. Menurut Lani, kredit di segmen ini mungkin tidak tumbuh sehingga NPL terlihat meningkat. "Kami tidak bisa bersaing harga untuk KPR," ungkap Lani, mengakui kenaikan NPL pada KPR CIMB Niaga meski tak menyebutkan angka spesifik.

EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn, sependapat bahwa dinamika NPL sejalan dengan kondisi ekonomi dan pendapatan rumah tangga. Walaupun begitu, Hera meyakinkan bahwa NPL BCA, termasuk KPR, KKB, dan kredit konsumer, tetap pada level yang terjaga di 1,8% hingga akhir 2024. BCA juga meningkatkan beban pencadangan hingga 205% YoY menjadi Rp 568 miliar untuk mengantisipasi pemburukan kualitas kredit.

"BCA memanfaatkan data analytics dan pengenalan nasabah yang lebih dekat dari cabang untuk menjaga kualitas kredit," kata Hera. Oleh karena itu, meski ada peningkatan NPL, langkah strategis dilakukan untuk mempertahankan stabilitas keuangan.

Bank Mandiri turut aktif memberikan kredit ke sektor ritel, termasuk konsumer dan rumah tangga, dengan pendekatan prudent. Corporate Secretary Bank Mandiri, M Ashidiq Iswara, mengungkapkan bahwa hingga Januari 2025, penyaluran kredit konsumer Bank Mandiri tumbuh 10% YoY dengan kualitas kredit yang optimal.

Dari berbagai perspektif perbankan tersebut, tampak jelas bahwa meski sektor rumah tangga menghadapi tantangan berat dengan meningkatnya rasio kredit macet, strategi, dan dukungan dari program pemerintah memberikan sinyal positif. Dian Ediana Rae dari OJK menegaskan bahwa optimisme tetap ada untuk tahun 2025 melalui upaya penguatan daya beli masyarakat dan pendekatan yang berhati-hati dari lembaga keuangan. Dengan sinergi kebijakan pemerintah dan kehati-hatian perbankan, diharapkan stabilitas ekonomi dapat tercapai meski di tengah tantangan yang terus berkembang.

Tri Kismayanti

Tri Kismayanti

Insiderindonesia.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Anak Usaha PT Solusi Sinergi Digital (WIFI) Raih Pinjaman Rp978 Miliar dari BNI untuk Ekspansi Bisnis

Anak Usaha PT Solusi Sinergi Digital (WIFI) Raih Pinjaman Rp978 Miliar dari BNI untuk Ekspansi Bisnis

Cara Tarik Tunai DANA di ATM BCA Tanpa Kartu Debit: Syarat, Biaya, dan Langkah-langkah Praktis

Cara Tarik Tunai DANA di ATM BCA Tanpa Kartu Debit: Syarat, Biaya, dan Langkah-langkah Praktis

Saham BSI Melonjak Tajam, Laba Tembus Rp1,88 Triliun Berkat Bisnis Emas dan Transformasi Digital

Saham BSI Melonjak Tajam, Laba Tembus Rp1,88 Triliun Berkat Bisnis Emas dan Transformasi Digital

Bank Indonesia Turunkan Outstanding SRBI, Perkuat Penyerapan Likuiditas ke Masyarakat

Bank Indonesia Turunkan Outstanding SRBI, Perkuat Penyerapan Likuiditas ke Masyarakat

OJK Resmikan Indeks Akses Keuangan Daerah (IKAD) untuk Dorong Akses Keuangan Merata di Seluruh Indonesia

OJK Resmikan Indeks Akses Keuangan Daerah (IKAD) untuk Dorong Akses Keuangan Merata di Seluruh Indonesia