Harga Batu Bara Global Meroket dalam Tiga Hari Beruntun, Saham Energi di Bursa Indonesia Ikut Melejit hingga Naik 23,5 Persen
- Kamis, 08 Mei 2025

JAKARTA - Harga batu bara global yang terus meningkat dalam tiga hari terakhir memberikan dorongan besar terhadap saham-saham sektor energi di Bursa Efek Indonesia. Saham-saham perusahaan batu bara mencatat lonjakan signifikan, bahkan beberapa di antaranya mengalami kenaikan hingga dua digit, menunjukkan sentimen positif investor terhadap komoditas energi ini.
Salah satu yang mencuri perhatian adalah saham PT Humpuss Maritim Internasional Tbk (HUMI), yang mencatat kenaikan tertinggi sebesar 23,5% menjadi Rp63 per lembar saham pada perdagangan. Sementara itu, saham PT Batulicin Nusantara Maritim Tbk (BESS) juga menguat sebesar 15,9% menjadi Rp1.310, dan PT BUMA Internasional Group Tbk (DOID) melonjak 12% ke posisi Rp520.
Kenaikan ini tidak terlepas dari melonjaknya harga batu bara acuan dunia yang tengah mengalami technical rebound. Analis menyebut, harga batu bara yang sebelumnya tertekan cukup dalam sepanjang tahun ini menjadi pemicu kuat aksi beli investor karena dianggap sudah masuk ke zona “murah” atau undervalued.
Baca Juga
“Sepanjang 2025 ini, harga batu bara secara year-to-date masih turun 20,64%, dan dalam satu tahun terakhir harga batu bara terperosok hingga 32,2%. Dengan posisi ini, ruang untuk kenaikan harga masih terbuka lebar,” ungkap analis pasar energi .
Bukan hanya DOID dan HUMI, sederet saham batu bara lain juga mencatatkan performa positif. PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS) menguat 7,78% ke Rp1.245, PT Petrosea Tbk (PTRO) naik 4,75% ke Rp3.090, dan PT Dwi Guna Laksana Tbk (DWGL) naik 4,62% ke Rp272. Saham PT Harum Energy Tbk (HRUM) serta PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP) juga naik masing-masing 3,61% dan 3,51%.
Kenaikan ini turut didorong oleh pergerakan harga gas alam yang juga mengalami kenaikan. Harga gas di pasar TTF Belanda naik 0,59%, sementara di Inggris naik 2,77% dalam pekan lalu. Ketika harga gas naik, batu bara menjadi alternatif energi utama yang lebih terjangkau bagi banyak negara industri, termasuk China dan India.
“Pengaruh harga gas yang lebih mahal menyebabkan permintaan terhadap batu bara meningkat. Ini menjadi katalis positif bagi pasar komoditas energi,” terang analis energi.
Selain faktor teknikal dan permintaan substitusi, ketegangan geopolitik juga memainkan peran besar dalam tren pasar ini. China dan Amerika Serikat, dua kekuatan ekonomi dunia, dikabarkan mulai melonggarkan ketegangan dagang mereka. Kementerian Perdagangan China menyatakan bahwa ada komunikasi dari pihak AS untuk membuka ruang negosiasi yang konstruktif.
“Pihak AS mengirimkan sejumlah pesan ke China dengan maksud untuk membuka dialog. China tengah mengkaji soal ini,” sebut pernyataan resmi dari Kementerian Perdagangan China.
Optimisme akan perdamaian dagang ini memicu ekspektasi pertumbuhan ekonomi global yang lebih baik. Seiring pertumbuhan ekonomi, konsumsi energi juga akan meningkat, termasuk konsumsi batu bara sebagai sumber energi utama.
Dari sisi teknikal, batu bara saat ini berada di zona bullish berdasarkan indikator Relative Strength Index (RSI) yang berada di level 54,69. RSI di atas 50 menunjukkan tren naik masih berlanjut, meskipun belum masuk kategori overbought.
Para analis memprediksi, jika tren positif ini terus berlanjut, harga batu bara bisa menembus level resistance ke US$107 per ton dalam waktu dekat, bahkan berpotensi menuju US$125 per ton. Ini tentunya menjadi peluang besar bagi investor di sektor energi untuk memperoleh keuntungan.
Kenaikan sektor energi ini tercermin dalam indeks sektoral energi yang naik 1,35%, menjadikannya salah satu sektor dengan penguatan tertinggi di bursa, bersaing dengan sektor barang baku yang naik 3,18%.
Berikut daftar lengkap saham batu bara yang mencatat kenaikan:
-PT Humpuss Maritim Internasional Tbk (HUMI): +23,5% (Rp63)
-PT Batulicin Nusantara Maritim Tbk (BESS): +15,9% (Rp1.310)
-PT BUMA Internasional Group Tbk (DOID): +12% (Rp520)
-PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS): +7,78% (Rp1.245)
-PT Petrosea Tbk (PTRO): +4,75% (Rp3.090)
-PT Dwi Guna Laksana Tbk (DWGL): +4,62% (Rp272)
-PT Ancara Logistics Indonesia Tbk (ALII): +4,22% (Rp494)
-PT Harum Energy Tbk (HRUM): +3,61% (Rp860)
-PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP): +3,51% (Rp1.915)
-PT Indika Energy Tbk (INDY): +3,01% (Rp1.545)
-PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA): +2,85% (Rp49.575)
-PT Sumber Global Energy Tbk (SGER): +2,74% (Rp376)
-PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT): +2,38% (Rp860)
-PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN): +2,28% (Rp8.975)
-PT Bukit Asam Tbk (PTBA): +2,22% (Rp2.770)
-PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO): +1,33% (Rp1.900)
-PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI): +1,08% (Rp7.000)
-PT Resources Alam Indonesia Tbk (KKGI): +1,04% (Rp390)
-PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR): +0,98% (Rp4.170)
-PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG): +0,45% (Rp22.375)
Dengan tren harga global yang positif, investor disarankan untuk mencermati pergerakan harga batu bara dalam beberapa hari ke depan. Sektor energi diperkirakan akan tetap menarik dalam jangka pendek, terutama jika tensi geopolitik dan permintaan energi terus memberikan dorongan positif.

Alif Bais Khoiriyah
Insiderindonesia.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.