Rabu, 25 Juni 2025

Deflasi Tahunan Februari 2025: Bank Indonesia Pastikan Tidak Terjadi Penurunan Daya Beli Masyarakat

Deflasi Tahunan Februari 2025: Bank Indonesia Pastikan Tidak Terjadi Penurunan Daya Beli Masyarakat
Deflasi Tahunan Februari 2025: Bank Indonesia Pastikan Tidak Terjadi Penurunan Daya Beli Masyarakat

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mengonfirmasi bahwa deflasi tahunan sebesar 0,09 persen yang terjadi pada Februari 2025 tidak mencerminkan adanya penurunan daya beli masyarakat. Deflasi ini, yang merupakan pertama kali terjadi sejak tahun 2000, dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan telah menimbulkan berbagai spekulasi mengenai kondisi ekonomi negara. Namun, BI menegaskan bahwa deflasi ini lebih banyak dipengaruhi oleh kebijakan administratif pemerintah daripada lemahnya aktivitas ekonomi masyarakat, Kamis, 6 Maret 2025.

Menurut Juli Budi Winantya, Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, cara utama untuk mengukur daya beli masyarakat adalah melalui inflasi inti, yang lebih mencerminkan interaksi antara penawaran dan permintaan di pasar. "Terkait dengan inflasi inti sendiri sampai dengan bulan Februari, inflasi inti secara tahunan ada di kisaran 2,5 persen atau 2,48 persen. Jadi masih di angka yang rendah dan stabil," ujar Juli dalam Taklimat Media yang digelar Kamis, 6 Maret 2025.

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga juga tetap menunjukkan angka yang positif di tengah deflasi ini. Berdasarkan data BPS untuk kuartal IV 2024, sekaligus sepanjang tahun 2024, pertumbuhan konsumsi rumah tangga mencapai sekitar 5 persen. Juli pun menambahkan, "Sehingga, menurut kami ini masih cukup baik, terkait dengan pertumbuhan ekonomi khususnya konsumsi rumah tangga."

Kendati inflasi 2024 masih berada dalam sasaran BI, deflasi yang terjadi di bulan Januari dan Februari 2025 diakui Juli lebih banyak disebabkan oleh kebijakan diskon tarif listrik yang dilakukan pemerintah. "Deflasinya ini lebih disebabkan karena diskon tarif listrik, karena ada kebijakan pemerintah dan di kelompok administered price (harga yang diatur pemerintah), tapi secara umum inflasi tahunan masih rendah dan stabil, kemudian inflasi ini juga masih ada di kisaran 2 persen," jelasnya.

Sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, mengonfirmasi bahwa deflasi bulanan sebesar 0,48 persen pada Februari 2025 ini mayoritas dipengaruhi oleh diskon listrik yang masuk dalam komponen harga yang diatur pemerintah. Sementara itu, komponen inti masih mengalami inflasi tahunan sebesar 2,48 persen dengan kontribusi sebesar 1,58 persen terhadap perhitungan deflasi yoy (tahun ke tahun).

Amalia menjelaskan lebih lanjut, "Biasanya daya beli dikaitkan dengan komponen inti, komponen inti memberikan andil inflasi terbesar 1,58 persen yang memberikan andil deflasi yoy karena harga diatur pemerintah terutama karena adanya diskon listrik 50 persen masih berlangsung sampai Februari 2025."

Selain itu, komponen harga bergejolak mengalami inflasi sebesar 1,58 persen dengan andil sebesar 0,10 persen terhadap inflasi. Beberapa komoditas yang berkontribusi terhadap inflasi pada Februari 2025 antara lain cabai rawit, bawang putih, kangkung, dan bawang merah.

Dengan keadaan tersebut, BI tetap optimistis bahwa stabilitas ekonomi Indonesia akan terus terjaga, seiring dengan kebijakan-kebijakan yang diambil untuk menjaga daya beli masyarakat. Pengawasan ketat dan penyesuaian kebijakan yang tepat dinilai menjadi kunci penting agar ekonomi Indonesia tetap berada pada jalurnya.

Secara keseluruhan, meskipun deflasi tahunan jarang terjadi dan dapat memicu kekhawatiran tertentu, data dan analisis menunjukkan bahwa kondisi ini lebih terkait dengan intervensi pemerintah dalam harga komoditas strategis, seperti tarif listrik, daripada penurunan permintaan agregat atau daya beli masyarakat. Ke depan, BI dan pemerintah akan terus mengawasi perkembangan ekonomi secara seksama untuk menjamin pertumbuhan yang stabil dan berkelanjutan.

Tri Kismayanti

Tri Kismayanti

Insiderindonesia.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Techno Camon 60 vs Poco M6 Pro: Perbandingan Terbaik di Kelas Mid-Range 2025

Techno Camon 60 vs Poco M6 Pro: Perbandingan Terbaik di Kelas Mid-Range 2025

5 Film Netflix yang Banyak Ditonton di Indonesia: Rekomendasi dan Penilaian Berdasarkan Rating Penonton Terbaru

5 Film Netflix yang Banyak Ditonton di Indonesia: Rekomendasi dan Penilaian Berdasarkan Rating Penonton Terbaru

Pengertian Zona Ekonomi Eksklusif: Delimitasi hingga Fungsi

Pengertian Zona Ekonomi Eksklusif: Delimitasi hingga Fungsi

Mengenal Ragoon U9: Perangkat Canggih dengan Fitur Inovatif

Mengenal Ragoon U9: Perangkat Canggih dengan Fitur Inovatif

Mengenal Beberapa Penyebab Keputihan Berwarna Coklat

Mengenal Beberapa Penyebab Keputihan Berwarna Coklat