FOMO Olahraga Lari yang Sedang Menyerang Anak Muda: Tren Sehat atau Hanya Ikutan Mode

Kamis, 08 Mei 2025 | 11:05:21 WIB
FOMO Olahraga Lari yang Sedang Menyerang Anak Muda: Tren Sehat atau Hanya Ikutan Mode

JAKARTA - Tren olahraga lari kini sedang menjamur di kalangan anak muda, terutama di masa pasca-pandemi COVID-19. Olahraga yang sebelumnya dianggap biasa ini kini menjadi gaya hidup yang sangat digemari. Fenomena ini, yang sering disebut sebagai FOMO (Fear of Missing Out), menunjukkan bahwa banyak anak muda yang tergerak untuk mengikuti tren ini agar tidak ketinggalan zaman. Namun, apakah lari hanya sekadar tren, ataukah ada manfaat nyata yang perlu diperhatikan dalam menjalani aktivitas ini?

Olahraga Lari: Sebuah Tren yang Dimulai Saat Pandemi

Pandemi COVID-19 yang melanda dunia pada tahun 2020 memberikan dampak besar terhadap gaya hidup masyarakat. Keterbatasan aktivitas di luar ruangan membuat banyak orang mulai menyadari pentingnya menjaga kesehatan tubuh, salah satunya dengan berolahraga. Salah satu olahraga yang populer adalah lari. Masyarakat, khususnya anak muda, mulai berlari di taman-taman atau jalan-jalan dekat rumah sebagai alternatif berolahraga yang sederhana namun efektif.

Olahraga lari memang dikenal sebagai olahraga yang mudah diakses dan tidak memerlukan peralatan mahal. Hanya dengan sepatu olahraga yang nyaman, siapa pun bisa melakukan aktivitas ini kapan saja dan di mana saja. Seiring berjalannya waktu, lari semakin diminati, terlebih lagi dengan banyaknya influencer yang mempromosikan gaya hidup sehat melalui media sosial.

Manfaat Lari untuk Kesehatan

Lari memiliki berbagai manfaat kesehatan yang tidak dapat dipandang sebelah mata. Sebagai olahraga kardio, lari dapat meningkatkan stamina tubuh, mencegah pengeroposan tulang, membantu menurunkan berat badan, dan meningkatkan kualitas tidur. Selain itu, lari juga efektif dalam mengurangi risiko penyakit jantung dan diabetes.

Namun, meskipun lari tampak sederhana, penting untuk mengetahui bahwa olahraga ini tetap memiliki aturan mainnya. Setiap individu memiliki kondisi tubuh yang berbeda-beda, dan tidak semua orang bisa langsung berlari dalam jarak jauh, terutama bagi mereka yang tidak terbiasa dengan aktivitas fisik.

Menurut dr. Tirta, seorang dokter sekaligus influencer kesehatan, "Kalau obesitas langsung lari atau loncat-loncat, bantalan lutut bisa rusak. Obesitas itu cukup jalan kaki 5000 langkah per hari." Pernyataan ini memberikan penekanan pada pentingnya mengenali kondisi tubuh sebelum memutuskan untuk berlari, apalagi jika seseorang memiliki masalah kesehatan tertentu.

Memulai Olahraga Lari dengan Bijak

Melakukan olahraga lari tanpa persiapan yang tepat bisa berisiko, terutama bagi pemula. Dr. Tirta menambahkan, "Kebanyakan orang yang FOMO lari inginnya bisa langsung lari jarak jauh, padahal kondisi tubuh tiap orang berbeda-beda." Terkadang, banyak orang yang terpengaruh tren dan langsung berlari tanpa mempersiapkan tubuh mereka dengan baik. Padahal, melakukan aktivitas fisik secara mendadak dan berlebihan bisa memicu masalah kesehatan, termasuk serangan jantung.

Oleh karena itu, penting untuk memulai olahraga lari secara bertahap. Bagi pemula, disarankan untuk berjalan kaki terlebih dahulu sebelum beralih ke lari ringan. Perlahan-lahan, tubuh akan terbiasa dengan aktivitas fisik tersebut.

Selain itu, dr. Tirta juga mengingatkan bahwa olahraga lari harus dibarengi dengan pola makan yang sehat. Menghindari makanan tinggi gula, kalori berlebih, dan gorengan adalah langkah penting untuk mendukung keberhasilan olahraga lari. "Intake gula harus disesuaikan per harinya, untuk pria dewasa maksimal 36 gram atau setara dengan 9 sendok teh, wanita dewasa 25 gram atau 6 sendok teh," ujar dr. Tirta. Dengan pola makan yang sehat, risiko penyakit seperti diabetes dan obesitas dapat diminimalkan.

Lari dan Media Sosial: Tren yang Tak Terhindarkan

Tidak bisa dipungkiri, banyak orang yang tergerak untuk berlari setelah melihat postingan inspiratif dari teman atau influencer yang mereka ikuti di media sosial. Foto-foto mereka saat berlari, yang sering diambil oleh fotografer lepas, membuat olahraga ini terlihat semakin keren dan profesional. Foto-foto ini kemudian diunggah ke media sosial dan menjadi bagian dari identitas gaya hidup sehat.

Fenomena ini memang menciptakan sebuah komunitas lari yang semakin berkembang. Orang-orang yang ingin terlihat aktif dan sehat di media sosial semakin banyak bergabung dalam aktivitas lari, bahkan jika itu hanya untuk mendapatkan foto yang instagramable. Hal ini menciptakan ladang cuan bagi fotografer lepas yang siap mengabadikan momen-momen berlari ini.

Namun, meskipun fenomena ini terlihat menyenangkan, penting untuk tetap menjaga kewaspadaan terhadap potensi bahaya yang bisa ditimbulkan dari olahraga yang dilakukan dengan gegabah.

Terkini