Kamis, 08 Mei 2025

Dorong Ekosistem EV, Produsen Otomotif Diminta Aktif Bangun SPKLU, Tak Hanya Andalkan Pemerintah

Dorong Ekosistem EV, Produsen Otomotif Diminta Aktif Bangun SPKLU, Tak Hanya Andalkan Pemerintah
Dorong Ekosistem EV, Produsen Otomotif Diminta Aktif Bangun SPKLU, Tak Hanya Andalkan Pemerintah

JAKARTA – Upaya percepatan adopsi kendaraan listrik di Indonesia dinilai membutuhkan dukungan nyata dari para produsen otomotif, terutama dalam membangun Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Para pelaku industri diminta tidak hanya fokus pada penjualan kendaraan, tetapi juga ikut berkontribusi menciptakan infrastruktur pendukung yang memadai.

Pengamat otomotif dan akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu, menegaskan bahwa tanggung jawab pengembangan kendaraan listrik tidak bisa dibebankan sepenuhnya kepada pemerintah atau PLN. Ia menekankan pentingnya keterlibatan produsen kendaraan listrik (EV) dalam membangun infrastruktur SPKLU sebagai bagian dari tanggung jawab ekosistem EV yang holistik.

“Tanggung jawab produsen EV seyogianya tak berhenti pada sekadar jualan mobil. Percepatan adopsi di Indonesia menuntut keterlibatan aktif membangun infrastruktur SPKLU,” ujar Yannes.

Baca Juga

Bupati Bengkalis Usulkan Pembangunan Tiga Dermaga Penyeberangan dan Pengalihan Status Jalan ke Menteri Perhubungan

Menurutnya, ketersediaan SPKLU merupakan faktor kunci untuk meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap kendaraan listrik. Semakin banyak SPKLU tersedia di berbagai lokasi, maka kekhawatiran pengguna terhadap jarak tempuh atau range anxiety akan semakin berkurang.

“Ketersediaan SPKLU adalah kunci mengatasi range anxiety dan meraih kepercayaan konsumen. Sehingga produsen tak bisa sekadar mengandalkan pemerintah atau PLN,” lanjut Yannes.

Ia menambahkan, selain infrastruktur fisik, pembangunan SPKLU juga harus dibarengi dengan kemudahan regulasi perizinan dan insentif investasi yang diperkuat oleh pemerintah. Ia menyoroti pentingnya standarisasi konektor mobil dengan charger, sistem komunikasi data back-end, hingga metode pembayaran yang ramah pengguna.

“Standarisasi itu harus compatible agar semua jenis kendaraan listrik bisa mengakses SPKLU dengan mudah tanpa hambatan teknis maupun administratif,” jelasnya.

Sejauh ini, PLN telah menyediakan sekitar 3.588 unit SPKLU yang tersebar di seluruh Indonesia dan berkomitmen meningkatkan jumlah tersebut menjadi 5.800 unit hingga akhir 2025. Langkah ini juga direspons positif oleh masyarakat, terutama saat musim mudik Lebaran 2025 lalu, di mana sekitar 1.000 unit SPKLU difungsikan untuk mendukung kelancaran perjalanan pengguna kendaraan listrik.

Kehadiran SPKLU yang tersebar di berbagai titik strategis selama masa mudik dinilai sebagai bukti bahwa jaringan pengisian daya EV semakin handal dan tidak lagi menjadi hambatan utama bagi pemilik kendaraan listrik.

Tak hanya itu, Yannes juga menyampaikan bahwa pengisian daya kendaraan listrik di rumah sebaiknya mendapat kemudahan dari sisi administrasi. Menurutnya, PLN seharusnya tidak terlalu membebani proses pemasangan, karena justru dapat menjadi sumber pendapatan baru mengingat tren pengisian daya di rumah biasanya terjadi malam hingga pagi hari saat beban listrik lebih ringan.

“Infrastruktur pengisian di rumah bisa jadi pendapatan tetap PLN karena pemakaian dominan di malam hari. Maka dari itu, proses perizinannya harus dibuat mudah,” ujar Yannes.

Lebih lanjut, ia menyebut bahwa sinergi antara pelaku industri, pemerintah, dan PLN akan menjadi fondasi kuat untuk mempercepat transisi kendaraan berbahan bakar fosil menuju kendaraan listrik yang ramah lingkungan. Tanpa dukungan menyeluruh, termasuk dari produsen otomotif, target Indonesia untuk mencapai nol emisi karbon pada 2060 bisa terhambat.

Pemerintah sendiri telah merevisi sejumlah regulasi guna memberikan fleksibilitas bagi sektor swasta dalam membangun dan mengoperasikan SPKLU. Upaya ini diharapkan bisa mendorong investasi dan menciptakan iklim kompetitif di sektor pengisian daya EV.

Dengan tren penjualan kendaraan listrik yang terus meningkat, pembangunan SPKLU menjadi keharusan. Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, penjualan kendaraan listrik di Indonesia tumbuh signifikan dalam tiga tahun terakhir, dengan proyeksi mencapai lebih dari 50.000 unit mobil listrik terjual hingga akhir 2025.

Oleh karena itu, keterlibatan aktif para produsen otomotif dalam membangun SPKLU akan memperkuat ekosistem kendaraan listrik nasional sekaligus mendorong percepatan penggunaan kendaraan ramah lingkungan secara masif di Indonesia.

Alif Bais Khoiriyah

Alif Bais Khoiriyah

Insiderindonesia.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Reaksi Erick Thohir Usai Timnas Futsal Putri Indonesia Kalah 2-5 dari Jepang di Piala Asia 2025: Tetap Semangat untuk Laga Berikutnya

Reaksi Erick Thohir Usai Timnas Futsal Putri Indonesia Kalah 2-5 dari Jepang di Piala Asia 2025: Tetap Semangat untuk Laga Berikutnya

8 Properti Mewah dan Fantastis Milik Bill Gates, Termasuk Rumah Seharga Rp 3 Triliun yang Dikenal sebagai Xanadu 2.0

8 Properti Mewah dan Fantastis Milik Bill Gates, Termasuk Rumah Seharga Rp 3 Triliun yang Dikenal sebagai Xanadu 2.0

Menteri UMKM Tegaskan Peran Strategis Perempuan dalam Mendorong Transformasi UMKM Menuju Ekonomi Kreatif Digital

Menteri UMKM Tegaskan Peran Strategis Perempuan dalam Mendorong Transformasi UMKM Menuju Ekonomi Kreatif Digital

Bansos Program Keluarga Harapan (PKH): Strategi Kemensos untuk Kurangi Kemiskinan dan Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Bansos Program Keluarga Harapan (PKH): Strategi Kemensos untuk Kurangi Kemiskinan dan Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Presiden Prabowo Resmi Tetapkan 9,4 Juta Penerima Bansos Gaji ke-13 PNS Tahun 2025, Cair Mulai Juni

Presiden Prabowo Resmi Tetapkan 9,4 Juta Penerima Bansos Gaji ke-13 PNS Tahun 2025, Cair Mulai Juni