Ambisi Hilirisasi Batu Bara Indonesia ke Dimethyl Ether (DME) Tetap Berlanjut, Proyek Dilanjutkan dengan Pendanaan Mandiri
- Rabu, 05 Maret 2025

Jakarta - Indonesia tetap berkomitmen untuk melanjutkan ambisi besar dalam mengembangkan proyek hilirisasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) sebagai alternatif pengganti Liquefied Petroleum Gas (LPG). Proyek yang bertujuan untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor LPG ini sempat terhenti setelah investor utama, Air Products & Chemical Inc., perusahaan asal Amerika Serikat, memutuskan untuk menarik seluruh komitmennya dan mengalihkan investasinya ke negara asalnya. Namun, pemerintah Indonesia kini mengambil langkah tegas dengan memutuskan untuk melanjutkan proyek tersebut secara mandiri, dengan menggandeng Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) sebagai pengelola utama, Rabu, 5 Maret 2025.
Pentingnya Hilirisasi Batu Bara dalam Pemenuhan Energi Nasional
Proyek hilirisasi batu bara menjadi DME merupakan salah satu inisiatif strategis Indonesia untuk memanfaatkan potensi sumber daya alam dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada impor energi. DME sendiri dipandang sebagai bahan bakar yang lebih ramah lingkungan dan dapat menjadi substitusi LPG, yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia dalam kegiatan rumah tangga. DME juga memiliki potensi sebagai bahan bakar untuk industri dan sektor transportasi.
Baca JugaPemkab Purbalingga Permudah Akses Pupuk Subsidi: Petani Cukup Tunjukkan KTP
Namun, proyek ini sempat menghadapi hambatan besar setelah Air Products & Chemical Inc. yang sebelumnya menjadi investor utama memutuskan untuk menarik diri. Perusahaan multinasional yang berbasis di Amerika Serikat itu memilih untuk mengalihkan komitmen investasinya ke proyek-proyek di negaranya. Keputusan tersebut menambah tantangan dalam upaya Indonesia untuk mewujudkan proyek gasifikasi batu bara yang telah direncanakan sejak beberapa tahun lalu.
Langkah Mandiri Pemerintah Indonesia untuk Melanjutkan Proyek
Menghadapi kendala tersebut, pemerintah Indonesia tidak menyerah begitu saja. Dengan tekad kuat untuk melanjutkan proyek hilirisasi batu bara, Indonesia memutuskan untuk melanjutkan proyek tersebut secara mandiri. Pemerintah kini menggandeng Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), sebuah lembaga yang memiliki tugas untuk mengelola investasi strategis yang dapat mempercepat pembangunan nasional.
Dalam upaya tersebut, BPI Danantara akan berperan sebagai pengelola investasi dan penyedia dana untuk proyek gasifikasi batu bara menjadi DME. Proyek ini juga akan melibatkan berbagai pihak, termasuk perusahaan-perusahaan lokal yang memiliki kemampuan teknis dan finansial dalam pengembangan energi terbarukan dan teknologi gasifikasi batu bara.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Indonesia, Arifin Tasrif, mengungkapkan bahwa langkah ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk memastikan bahwa proyek hilirisasi batu bara tetap berjalan meskipun tantangan yang dihadapi cukup besar. "Kami berkomitmen untuk melanjutkan proyek hilirisasi batu bara menjadi DME, dan meskipun investor utama kami menarik diri, kami tetap optimistis bahwa proyek ini dapat dilaksanakan dengan melibatkan pendanaan mandiri dan kolaborasi dengan BPI Danantara," ungkap Arifin dalam keterangan resminya.
Tantangan dan Peluang Proyek Hilirisasi Batu Bara
Proyek gasifikasi batu bara menjadi DME di Indonesia memiliki potensi besar, namun tidak lepas dari tantangan teknis dan finansial. Gasifikasi batu bara menjadi DME memerlukan investasi besar dalam teknologi dan fasilitas yang sesuai untuk mengolah batu bara menjadi bahan bakar yang ramah lingkungan. Selain itu, proyek ini juga memerlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, perusahaan energi, dan investor swasta.
Namun, pemerintah Indonesia tetap optimistis bahwa proyek ini akan berjalan dengan baik. Menurut Arifin, Indonesia memiliki potensi batu bara yang melimpah dan dapat dimanfaatkan untuk mendukung ketahanan energi nasional. "Dengan memanfaatkan sumber daya alam yang kita miliki, kita dapat mengurangi ketergantungan pada impor energi dan mengembangkan sektor energi yang lebih berkelanjutan," lanjutnya.
Proyek hilirisasi batu bara juga diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi Indonesia. Selain menciptakan lapangan pekerjaan baru, proyek ini juga dapat mengurangi defisit neraca perdagangan Indonesia yang selama ini tergantung pada impor energi. Jika berhasil, proyek ini akan menjadi langkah penting dalam mewujudkan kemandirian energi Indonesia di masa depan.
Dukungan dari BPI Danantara dan Rencana Pengembangan Ke Depan
Sebagai pengelola utama, BPI Danantara diharapkan dapat memfasilitasi pendanaan dan manajemen proyek yang efisien. Dalam hal ini, BPI Danantara akan bekerja sama dengan sejumlah pihak, termasuk perusahaan-perusahaan teknologi, untuk memastikan kelancaran pembangunan dan operasional proyek gasifikasi batu bara menjadi DME. BPI Danantara juga akan mengoptimalkan potensi investasi domestik dan internasional untuk memastikan keberhasilan proyek ini.
Dalam rencana jangka panjang, pemerintah Indonesia juga menargetkan untuk mengembangkan pasar domestik DME sebagai bahan bakar alternatif yang lebih terjangkau dan ramah lingkungan. DME diyakini dapat menggantikan LPG dalam berbagai sektor, termasuk rumah tangga, industri, dan transportasi, sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada impor energi.

Tri Kismayanti
Insiderindonesia.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Pemkab Purbalingga Permudah Akses Pupuk Subsidi: Petani Cukup Tunjukkan KTP
- Selasa, 06 Mei 2025