Polytron Gencar Produksi Mobil Listrik Berbasis Lokal, Tapi Apakah Sudah Layak Disebut Sebagai Mobil Nasional Indonesia
- Jumat, 09 Mei 2025

JAKARTA - Polytron, merek lokal yang selama ini dikenal memproduksi peralatan elektronik rumah tangga, kini resmi terjun ke industri kendaraan listrik. Lewat model G3 dan G3+, perusahaan ini tengah memperkuat posisinya dalam pasar mobil listrik nasional. Namun, muncul pertanyaan besar: apakah Polytron bisa disebut sebagai mobil nasional (mobnas)?
Direktur Komersial Polytron, Tekno Wibowo, menyampaikan bahwa hingga saat ini belum ada definisi yang jelas mengenai apa yang dimaksud dengan mobil nasional di Indonesia. Meski begitu, ia menegaskan bahwa Polytron merupakan merek lokal yang berkomitmen mengembangkan kendaraan listrik yang sesuai dengan karakteristik pasar dalam negeri.
"Saya kurang tahu definisi mobnas. Sebetulnya kalau kita bicara Polytron sudah pasti merek Indonesia, merek nasional, mobilnya sudah pasti nasional," ujar Tekno dalam pernyataan resminya di Jakarta belum lama ini.
Baca JugaTekan Biaya Logistik, Forwarder.ai Hadirkan Inovasi AI Lewat Forsis dan Fordex
Tingkat Kandungan Lokal Masih 40 Persen
Dalam hal Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN), Polytron G3 dan G3+ saat ini baru mencapai angka 40 persen. Capaian ini masih lebih rendah dibandingkan kendaraan di segmen Low Cost Green Car (LCGC) yang menjadi standar minimal TKDN di atas 80 persen.
Meski begitu, Tekno mengatakan bahwa pihaknya terus berupaya meningkatkan kandungan lokal melalui pengembangan produksi di dalam negeri. Beberapa komponen seperti ban, speaker, hingga baterai sudah mulai disuplai oleh perusahaan lokal.
"Part-nya yang pasti speaker (dari Polytron), ada beberapa part yang kita harus sourcing di lokal ya, seperti ban harus di lokal, kalau baterai kita kebetulan sudah ada supplier juga di lokal," katanya.
"Ke depan kita lihat part apa yang bisa kita bikin sendiri," tambahnya.
Bukan Sekadar Rebadge, Polytron Lakukan Penyesuaian
Dalam memproduksi mobil listrik, Polytron menjalin kerja sama dengan Skyworth Auto, produsen kendaraan listrik asal Tiongkok. Meskipun sebagian pihak menyebut mobil Polytron sebagai hasil rebadge, Tekno membantah anggapan tersebut.
Menurutnya, kendaraan yang diluncurkan di Indonesia telah mengalami banyak penyesuaian, mulai dari spesifikasi hingga fitur, agar sesuai dengan kebutuhan konsumen dalam negeri.
"Rebadge tidak sepenuhnya benar, kalau dicari, di sana tidak ada yang sama speknya dengan yang kita bawa ke sini. Sebetulnya kita juga melakukan beberapa adjustment, disesuaikan dengan karakter di Indonesia," jelasnya.
Saat ini, proses perakitan masih dilakukan bersama PT Handal Indonesia Motor (HIM). Namun ke depannya, Polytron dan Skyworth akan membangun fasilitas perakitan sendiri di Indonesia. Fasilitas ini ditujukan untuk memotong rantai pasok, mengurangi biaya produksi, serta meningkatkan efisiensi dan daya saing produk.
"Saat ini kita masih kerja sama dengan PT Handal untuk merakitnya. Sambil kita siapkan fasilitas sendiri, jadi kita mulai investasi di peralatannya, sementara ini," ujar Tekno

Alif Bais Khoiriyah
Insiderindonesia.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.