Sabtu, 10 Mei 2025

Makna Tradisi Pemain Sepak Bola Masuk Lapangan Bersama Anak Kecil: Dari Liga Inggris hingga Panggung Piala Dunia

Makna Tradisi Pemain Sepak Bola Masuk Lapangan Bersama Anak Kecil: Dari Liga Inggris hingga Panggung Piala Dunia
Makna Tradisi Pemain Sepak Bola Masuk Lapangan Bersama Anak Kecil: Dari Liga Inggris hingga Panggung Piala Dunia

JAKARTA — Pemandangan pemain sepak bola profesional yang berjalan masuk ke lapangan sambil menggandeng tangan anak-anak kecil bukan lagi hal asing bagi para pencinta bola. Tradisi ini, yang dikenal sebagai player escort atau mascot anak, bukan sekadar seremoni pembuka pertandingan, tetapi mengandung makna simbolik yang kuat dan telah menjadi bagian integral dari budaya sepak bola global.

Tradisi ini mulai berkembang di Inggris pada era 1990-an, terutama melalui klub-klub besar seperti Manchester United dan Liverpool yang berinisiatif mempererat hubungan antara pemain dan penggemar muda. Momentum tersebut kemudian menyebar luas dan diadopsi oleh kompetisi papan atas lainnya di Eropa.

“Tradisi player escort menjadi cara bagi klub untuk menyampaikan pesan bahwa sepak bola adalah milik semua generasi. Anak-anak dianggap sebagai simbol harapan dan masa depan olahraga ini,” tulis laporan dalam laman resmi FIFA yang mengulas adopsi tradisi tersebut.

Baca Juga

Kuliner Manis Viral di Gresik: 5 Rekomendasi Jajanan dan Minuman Segar yang Wajib Dicoba

Resmi Diterapkan FIFA Sejak Piala Dunia 2002

Tradisi ini mendapatkan pengakuan formal dari Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) saat Piala Dunia 2002 di Korea Selatan dan Jepang. Sejak saat itu, pendampingan anak-anak kepada para pemain menjadi pemandangan wajib di hampir seluruh pertandingan besar seperti Piala Dunia, Euro, Liga Champions UEFA, hingga Copa America.

FIFA memanfaatkan tradisi ini tidak hanya sebagai simbol harapan, tetapi juga sebagai platform kampanye sosial. Dalam berbagai ajang besar, anak-anak yang menjadi player escort kerap mengenakan kaus bertuliskan pesan kampanye seperti “Say No to Racism”, “Respect”, atau “Football Unites the World”.

“FIFA menggunakan momen ini untuk mendukung kampanye kemanusiaan global, terutama yang berkaitan dengan hak anak dan anti-diskriminasi,” tulis FIFA dalam publikasi resminya terkait program Football for Hope.

Simbol Harapan dan Keterlibatan Komunitas

Tidak semua anak bisa menjadi player escort. Biasanya, mereka dipilih melalui kerja sama dengan sponsor seperti McDonald’s, program undian, kegiatan komunitas, dan kerja sama dengan sekolah-sekolah lokal. Proses seleksi ini menunjukkan keterlibatan sosial yang luas dari klub dan federasi sepak bola.

Anak-anak yang terlibat bukan hanya mendapatkan kesempatan untuk dekat dengan para bintang lapangan, tetapi juga menjadi bagian dari kampanye yang lebih besar untuk menyuarakan nilai-nilai kemanusiaan. Tradisi ini menjadi medium yang menyentuh aspek emosional dari pertandingan yang penuh persaingan.

“Anak-anak di lapangan adalah simbol dari mimpi yang bisa diraih siapa saja. Mereka adalah pengingat bahwa olahraga ini tidak hanya milik mereka yang hebat di lapangan, tapi juga mereka yang bermimpi di tribun,” tulis kolumnis sepak bola The Guardian.

Dampak Global dan Konsistensi Nilai

Sejak diadopsi FIFA, tradisi player escort juga diikuti oleh banyak liga domestik di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Dalam ajang-ajang seperti Liga 1 Indonesia hingga turnamen usia muda, kehadiran anak-anak di awal pertandingan memberikan warna yang lebih hangat dan bermakna secara simbolis.

Tidak sedikit pemain yang kemudian menceritakan bagaimana pengalaman pertama mereka masuk ke stadion saat masih kecil menjadi inspirasi untuk berkarier sebagai pesepak bola profesional.

Menurut pengamat olahraga dari Universitas Negeri Jakarta, Ahmad Maulana, tradisi ini membawa pengaruh besar terhadap pendidikan nilai dan karakter anak-anak. “Sepak bola adalah alat edukasi yang kuat. Tradisi ini tidak hanya menghibur, tetapi juga mendidik anak-anak soal sportivitas, kerja keras, dan kebersamaan,” ujarnya.

Menguatkan Nilai Kemanusiaan dalam Olahraga

Lebih dari sekadar kebiasaan menjelang kick-off, tradisi pemain masuk lapangan bersama anak-anak kecil kini telah menjadi ikon universal dari makna sepak bola itu sendiri. Olahraga yang digandrungi miliaran orang ini tidak hanya soal mencetak gol dan memenangkan laga, tetapi juga tentang menyatukan generasi dan membawa pesan perdamaian.

Dalam konteks dunia yang semakin kompleks, di mana isu-isu sosial, diskriminasi, dan perpecahan masih marak terjadi, kehadiran anak-anak di sisi para pemain menjadi pengingat bahwa sepak bola bisa menjadi alat pemersatu yang kuat.

Dengan demikian, tradisi player escort tak hanya mempertontonkan sisi humanis dari sepak bola, tetapi juga menjadi warisan yang memperkuat ikatan antara olahraga, masyarakat, dan nilai-nilai universal.

Alif Bais Khoiriyah

Alif Bais Khoiriyah

Insiderindonesia.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Ilia Topuria Dijadwalkan Hadapi Makhachev atau Oliveira di UFC 317, Dana White Beri Sinyal Positif

Ilia Topuria Dijadwalkan Hadapi Makhachev atau Oliveira di UFC 317, Dana White Beri Sinyal Positif

Pacific Caesar Menang Dramatis atas Bali United dalam Laga Basket IBL 2025, Cetak Skor Tertinggi Musim Ini

Pacific Caesar Menang Dramatis atas Bali United dalam Laga Basket IBL 2025, Cetak Skor Tertinggi Musim Ini

Industri Keju Nasional Dinilai Punya Potensi Besar, Prochiz Siap Ekspansi dan Edukasi Pasar

Industri Keju Nasional Dinilai Punya Potensi Besar, Prochiz Siap Ekspansi dan Edukasi Pasar

Kenaikan Harga Kelapa di Solo Tekan Pelaku Usaha Kuliner, Wali Kota Respati Ambil Langkah Koordinasi

Kenaikan Harga Kelapa di Solo Tekan Pelaku Usaha Kuliner, Wali Kota Respati Ambil Langkah Koordinasi

Program Seribu Sarjana di Kabupaten Mappi Fokus pada Pendidikan dan Kesehatan, Bupati Kristosimus Tegaskan Pemerataan Distrik

Program Seribu Sarjana di Kabupaten Mappi Fokus pada Pendidikan dan Kesehatan, Bupati Kristosimus Tegaskan Pemerataan Distrik