JAKARTA — PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) mencatatkan kinerja impresif pada kuartal I/2025 dengan pertumbuhan pendapatan dari segmen penerbangan tidak berjadwal (charter) yang melonjak hingga 92,88 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Peningkatan signifikan ini terutama didorong oleh tingginya permintaan pada pasar penerbangan umrah.
Laporan kinerja keuangan Garuda Indonesia yang dipublikasikan mencatat bahwa pendapatan dari layanan charter mencapai US$37,9 juta, meningkat tajam seiring melonjaknya trafik penumpang umrah. Selama Januari hingga Maret 2025, tercatat 24.618 penumpang charter, naik lebih dari 104 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang dilayani melalui sedikitnya 69 penerbangan charter.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani, menegaskan bahwa pertumbuhan di segmen charter ini menjadi bagian penting dari strategi transformasi dan diversifikasi pendapatan perusahaan.
“Penguatan kinerja charter ini menjadi fondasi penting dalam strategi diversifikasi pendapatan kami,” ungkap Wamildan dalam keterangan resminya.
Ia juga menambahkan bahwa peningkatan signifikan dari pasar umrah dan perjalanan kelompok menjadi bukti ketangguhan Garuda dalam menjawab dinamika pasar global.
“Permintaan yang meningkat, khususnya pada segmen umrah dan perjalanan grup, turut memperkuat posisi Garuda sebagai penyedia layanan penerbangan yang adaptif terhadap dinamika pasar,” tambahnya.
Pemulihan Bisnis Pascapandemi
Peningkatan tajam pada layanan charter mencerminkan pemulihan yang semakin solid di sektor penerbangan nasional dan internasional pascapandemi. Strategi Garuda untuk mengoptimalkan potensi perjalanan ibadah umrah terbukti berhasil menjadi pendorong utama pertumbuhan pendapatan di awal tahun ini.
Selain pendapatan dari charter, total pendapatan operasional konsolidasian Garuda Indonesia per 31 Maret 2025 tercatat mencapai US$723,56 juta, tumbuh 1,63 persen dibandingkan kuartal pertama 2024. Kenaikan ini ditopang pula oleh peningkatan volume penumpang dan angkutan kargo.
Penumpang Tumbuh, Keterisian Kursi Naik
Selama periode Januari–Maret 2025, Garuda Indonesia Group berhasil mengangkut total 5,12 juta penumpang. Jumlah ini terdiri dari 2,64 juta penumpang Garuda Indonesia dan 2,48 juta penumpang Citilink, anak usaha Garuda yang menyasar segmen penerbangan berbiaya rendah.
Tingkat keterisian kursi (load factor) juga mengalami peningkatan signifikan. Kuartal pertama tahun ini mencatat angka 78,8 persen, meningkat sekitar lima persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ini mencerminkan efisiensi dalam pengelolaan kapasitas armada sekaligus tingginya kepercayaan masyarakat terhadap layanan Garuda.
Angkutan Kargo Pulih, Volume Naik 5 Persen
Di sektor angkutan kargo, Garuda Indonesia juga menunjukkan pemulihan yang solid. Selama kuartal I/2025, volume angkutan kargo meningkat lima persen menjadi 58.145 ton, dengan rincian 34.715 ton diangkut oleh Garuda Indonesia dan 23.430 ton oleh Citilink.
Pertumbuhan ini menjadi sinyal positif setelah sektor logistik udara sempat mengalami pelemahan selama pandemi. Peningkatan volume menunjukkan adanya peningkatan aktivitas perdagangan dan distribusi, sekaligus refleksi dari kepercayaan pelaku usaha terhadap efisiensi pengiriman via udara.
Strategi Transformasi dan Optimisme ke Depan
Pencapaian positif ini tidak lepas dari strategi transformasi bisnis yang dijalankan oleh manajemen Garuda Indonesia pascarestrukturisasi. Perusahaan berfokus pada efisiensi operasional, diversifikasi layanan, dan pemanfaatan peluang di pasar strategis seperti umrah dan penerbangan charter.
Langkah ini sejalan dengan arah pemulihan industri penerbangan global yang ditandai dengan meningkatnya permintaan terhadap perjalanan lintas negara, terutama untuk keperluan ibadah dan pariwisata religius. Dalam konteks ini, Garuda Indonesia memanfaatkan momentum dengan memperluas jaringan charter, memperkuat kemitraan dengan agen perjalanan umrah, dan meningkatkan layanan penerbangan berjadwal ke Timur Tengah.
Ke depan, Garuda Indonesia diproyeksikan akan terus memperluas jangkauan layanan charter untuk tujuan umrah maupun perjalanan korporat dan grup lainnya, seiring meningkatnya permintaan mobilitas masyarakat dan pemulihan ekonomi.