Senin, 05 Mei 2025

KAI Hemat Rp400 Juta Lewat Teknologi Pengenalan Wajah, Ini Dampaknya bagi Lingkungan dan Penumpang

KAI Hemat Rp400 Juta Lewat Teknologi Pengenalan Wajah, Ini Dampaknya bagi Lingkungan dan Penumpang
KAI Hemat Rp400 Juta Lewat Teknologi Pengenalan Wajah, Ini Dampaknya bagi Lingkungan dan Penumpang

JAKARTA – PT Kereta Api Indonesia (KAI) terus memperkuat komitmennya dalam mendukung agenda pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), salah satunya melalui penerapan teknologi pengenalan wajah (face recognition) di stasiun-stasiun utama. Sejak diluncurkan pada September 2022, inovasi ini telah terbukti tidak hanya meningkatkan efisiensi layanan, tetapi juga menghasilkan penghematan biaya operasional hingga ratusan juta rupiah.

Menurut Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, penggunaan teknologi face recognition dalam proses boarding penumpang memungkinkan perusahaan memangkas kebutuhan akan tiket cetak berbasis kertas. "Satu pemindaian wajah setara dengan satu cetakan tiket yang tidak perlu. Kalau dikalikan jutaan penumpang, dampaknya sangat nyata," ujar Anne dalam pernyataan resmi yang dikutip dari laman KAI.

Total 11,15 juta penumpang telah menggunakan layanan ini. Penggunaan teknologi ini berhasil mengurangi kebutuhan hingga 26.605 rol kertas tiket, yang jika dikonversikan setara dengan penghematan anggaran sebesar Rp399.073.036. Dalam empat bulan pertama tahun ini saja, yakni Januari hingga April 2025, KAI telah melayani 1.093.834 penumpang melalui teknologi ini dan menghemat 2.604 rol kertas senilai Rp39 juta.

Baca Juga

Waskita Karya Pangkas Utang Rp14,7 Triliun di 2024, Fokus Pulihkan Kinerja Keuangan dan Operasional

Dukung SDGs dan Kurangi Limbah Kertas

Penerapan face recognition oleh KAI dinilai sejalan dengan target SDGs poin ke-12, yakni Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab. Dengan berkurangnya penggunaan kertas tiket, KAI secara langsung turut mengurangi limbah dan penggunaan sumber daya alam seperti pohon sebagai bahan baku utama kertas.

"Kami ingin menciptakan sistem transportasi publik yang ramah lingkungan dan efisien. Teknologi ini bukan hanya memberikan kenyamanan bagi pelanggan, tetapi juga memperkuat komitmen kami terhadap keberlanjutan," tambah Anne.

Tersedia di 21 Stasiun Utama

Saat ini, teknologi face recognition sudah tersedia di 21 stasiun utama yang tersebar di seluruh wilayah operasional KAI, termasuk:

-Daop 1 Jakarta: Gambir, Pasar Senen, Bekasi

-Daop 2 Bandung: Bandung, Kiaracondong

-Daop 3 Cirebon: Cirebon

-Daop 4 Semarang: Semarang Tawang Bank Jateng, Semarang Poncol, Pekalongan, Tegal

-Daop 5 Purwokerto: Purwokerto, Kutoarjo

-Daop 6 Yogyakarta: Yogyakarta, Lempuyangan, Solo Balapan

-Daop 7 Madiun: Madiun

-Daop 8 Surabaya: Surabaya Gubeng, Surabaya Pasarturi, Malang

-Daop 9 Jember: Jember

-Divre I Sumut: Medan

Dengan teknologi ini, penumpang hanya perlu melakukan pemindaian wajah untuk proses boarding tanpa perlu mencetak tiket, selama sudah mendaftarkan data biometrik mereka sebelumnya melalui aplikasi Access by KAI atau petugas layanan pelanggan di stasiun.

Keamanan Data Dijamin Standar Internasional

Menyangkut keamanan data pribadi, KAI menegaskan bahwa sistem face recognition mereka sudah memenuhi standar ISO 27001. Data pengguna seperti nama, nomor induk kependudukan (NIK), dan foto wajah akan disimpan maksimal selama satu tahun. Data tersebut dapat dihapus secara otomatis maupun berdasarkan permintaan pengguna.

"Kami berkomitmen menjaga privasi dan keamanan data pelanggan. Pengguna memiliki kendali penuh atas data mereka melalui fitur di aplikasi atau dengan bantuan petugas di stasiun," jelas Anne.

Upaya Berkelanjutan Lainnya

Selain teknologi face recognition, KAI juga aktif mengurangi sampah plastik dengan menyediakan water station di berbagai stasiun utama. Inisiatif ini bertujuan mendorong kebiasaan membawa botol minum sendiri bagi penumpang, sebagai bagian dari gaya hidup berkelanjutan di lingkungan transportasi publik.

Langkah-langkah KAI ini mendapatkan respons positif dari masyarakat, terutama generasi muda yang mulai sadar akan pentingnya pengurangan emisi karbon dan limbah.

Dengan berbagai inovasi digital dan komitmen terhadap SDGs, KAI menegaskan posisinya bukan hanya sebagai penyedia jasa transportasi, tapi juga sebagai pionir dalam pengembangan sistem transportasi yang cerdas dan berkelanjutan di Indonesia.

Alif Bais Khoiriyah

Alif Bais Khoiriyah

Insiderindonesia.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Tarif Terjangkau Mulai Rp2 Ribu, Layanan Kereta Api Medan–Binjai Makin Diminati Warga

Tarif Terjangkau Mulai Rp2 Ribu, Layanan Kereta Api Medan–Binjai Makin Diminati Warga

PT Freeport Indonesia Buka Lowongan Kerja Mei 2025: Tersedia Dua Posisi Strategis untuk Profesional Berpengalaman

PT Freeport Indonesia Buka Lowongan Kerja Mei 2025: Tersedia Dua Posisi Strategis untuk Profesional Berpengalaman

Bantu Perjalanan Kembali ke Perantauan, Posko Arus Balik Pupuk Kaltim Disambut Hangat Pemudik

Bantu Perjalanan Kembali ke Perantauan, Posko Arus Balik Pupuk Kaltim Disambut Hangat Pemudik

Program BLT BBM 2025 Diluncurkan: Solusi Pemerintah Indonesia Menghadapi Dampak Kenaikan Harga BBM

Program BLT BBM 2025 Diluncurkan: Solusi Pemerintah Indonesia Menghadapi Dampak Kenaikan Harga BBM

Garuda Indonesia Tambah Armada Jadi 100 Pesawat di 2025, Waspadai Tekanan Rupiah

Garuda Indonesia Tambah Armada Jadi 100 Pesawat di 2025, Waspadai Tekanan Rupiah