IHSG Terpuruk Dampak Hengkangnya Dana Asing: BEI Ambil Langkah Strategis
- Selasa, 04 Maret 2025

Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) kini tengah menghadapi tantangan besar setelah investor asing menarik dana sebesar Rp 21,9 triliun dari pasar modal Indonesia. Langkah drastis ini telah memicu penurunan signifikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama dua bulan terakhir. Langkah segera dan strategis diperlukan untuk menstabilkan kondisi yang tengah bergejolak ini, Selasa, 4 Maret 2025.
Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menerapkan dua kebijakan baru untuk mengatasi situasi ini, yaitu penundaan short selling dan mempertimbangkan buyback saham tanpa perlu menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Jeffrey menyatakan, "Upaya terus tentu, kalau upaya tentu terus dengan investor global, investor asing, kita berkomunikasi terus. Dengan investor domestik juga, institusi kita, untuk investor retail teman-teman mengikuti sendiri bagaimana kita terus mengembangkan investor retail supaya basis investor domestik kita menjadi jauh lebih solid," katanya saat ditemui di Gedung BEI, Senin, 3 Maret 2025.
Menurut catatan BEI, tren penarikan dana asing sebenarnya sudah terjadi selama lima bulan terakhir, dengan puncaknya terjadi pada bulan November tahun lalu sebesar Rp 16,81 triliun. Faktor global menjadi salah satu penyebab utama dari arus keluar ini.
Direktur Utama BEI, Iman Rachman, memberikan pandangannya mengenai situasi ini. Dia menyoroti bahwa kebijakan ekonomi internasional berperan dalam merubah arus dana asing. "Pada 3 Februari, aksi jual bersih mulai tampak bersamaan dengan penetapan tarif impor baru oleh Presiden Amerika Serikat, Donald J. Trump, kepada sejumlah negara termasuk Kanada, Meksiko, dan Tiongkok," jelas Iman. "Pada hari itu juga, IHSG sempat merosot hingga 2,54%," tambahnya.
Tidak lama setelah itu, kondisi semakin rumit ketika Tiongkok memberikan respons terhadap kebijakan AS, dan Federal Reserve AS mengindikasikan akan mempertahankan kebijakan suku bunga tinggi. Pada 6 Februari, hal ini menyebabkan penjualan bersih oleh investor asing melampaui Rp 2 triliun.
Kejatuhan IHSG lebih lanjut juga dipicu oleh pengumuman rebalancing MSCI Indonesia Investable Market Index pada 7 Februari. Pengumuman ini mengeluarkan sejumlah emiten unggulan dari indeks, menekan IHSG hingga penurunan sebesar 3,29%, yang berlanjut penurunan tambahan 2,38% pada 10 Februari.
Iman menjelaskan, "Pada 11 Februari, kenaikan tarif atas produk aluminium dan baja kembali mengusik investor asing, meski sempat tercatat pembelian bersih Rp 1 triliun pada 14 Februari, namun arus keluar dana terus berlanjut setelahnya."
Tanggal 24 Februari menandai awal dari penjualan bersih investor asing sebesar hampir Rp 4 triliun, didorong oleh downgrade peringkat saham Indonesia dalam indeks MSCI oleh Morgan Stanley dari equal-weight menjadi underweight. Langkah ini memukul IHSG hingga jatuh 2,52% ke titik terendahnya.
Situasi kian memburuk ketika Trump menerapkan ancaman tarif 25% ke Uni Eropa pada 27 Februari, mendorong foreign net sell hingga lebih dari Rp 1 triliun. Penarikan dana kembali terjadi pada tanggal 28 Februari di mana investor asing melego saham sebesar Rp 2,91 triliun, bersamaan dengan pengumuman tarif dagang baru oleh AS.
Menghadapi Tantangan ke Depan
Menyadari kompleksitas situasi yang dihadapi, BEI terus memperkuat koordinasi dengan berbagai pihak internasional dan domestik untuk menjaga stabilitas pasar modal Indonesia. "Tentu kami berharap langkah-langkah ini dapat mengembalikan kepercayaan investor dan mendongkrak transaksi domestik," kata Jeffrey, menggarisbawahi pentingnya membangun basis investor domestik yang kokoh sebagai perisai menghadapi dinamika global.
Upaya ini juga memerlukan dukungan kuat dari regulasi keuangan di tingkat nasional. BEI menanti arahan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk pengimplementasian kebijakan yang akan membantu memulihkan pasar saham. Ke depan, menghadapi tantangan global, sinergi antara berbagai pilar ekonomi dan stabilitas kebijakan sangat diharapkan agar IHSG dan pasar modal Indonesia dapat kembali bergerak ke zona hijau dan memberikan optimisme bagi para investor.

Tri Kismayanti
Insiderindonesia.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Bank Raya Perkuat Ekosistem Digital UMKM Lewat Fitur Kasir di Saku Bisnis
- Rabu, 16 April 2025