JAKARTA – Industri keju di Indonesia dinilai memiliki potensi besar untuk tumbuh di tengah konsumsi keju per kapita yang masih tergolong rendah. Kondisi ini justru dilihat sebagai peluang strategis oleh PT Mulia Boga Raya Tbk (MBR), produsen keju Prochiz sekaligus anak usaha PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk. Perusahaan ini siap memperluas pangsa pasar dan memperkuat edukasi publik tentang pentingnya konsumsi keju dalam gaya hidup masyarakat Indonesia.
Direktur Utama PT Mulia Boga Raya Tbk, Dede Patmawidjaja, menyampaikan optimisme tersebut dalam pernyataan resminya. Ia menilai rendahnya konsumsi keju bukan hambatan, melainkan ruang besar untuk pertumbuhan pasar ke depan.
“Meskipun konsumsi keju masyarakat Indonesia saat ini masih relatif rendah, kami melihat ini sebagai ruang besar untuk tumbuh. Potensi pasar keju di Indonesia masih sangat luas,” ujar Dede.
Dalam upaya menangkap peluang tersebut, Prochiz tidak hanya mengandalkan strategi penjualan semata, tetapi juga aktif mendorong edukasi kepada masyarakat mengenai keju, baik dari segi manfaat maupun penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
“Kami berkomitmen untuk terus mengedukasi masyarakat mengenai manfaat, keberagaman, dan kelezatan keju, serta menjadikan keju sebagai bagian dari gaya hidup dan masakan sehari-hari masyarakat Indonesia,” imbuh Dede.
Diversifikasi Produk dan Dominasi Pasar Lokal
Sebagai bentuk nyata komitmen terhadap pengembangan pasar, MBR kini telah menghadirkan lebih dari 19 varian produk Prochiz dan dua produk dari lini Top Chiz. Beberapa produk unggulannya antara lain Prochiz Premium Cheddar, Gold, Spready, Mozzarella, Quick Melt, hingga Prochiz Mayo.
Berdasarkan data Nielsen tahun 2024, Prochiz tercatat sebagai merek keju paling unggul di Indonesia, dengan penetrasi pasar yang kuat di berbagai segmen konsumen. Produk Prochiz juga telah berhasil menembus pasar ekspor di kawasan Asia, menandai keberhasilan strategi ekspansi regional perusahaan.
Kinerja Keuangan Menguat di Kuartal I-2025
Kepercayaan publik terhadap Prochiz juga tercermin dari kinerja keuangan PT Mulia Boga Raya pada kuartal pertama 2025. Perusahaan mencatat penjualan bersih sebesar Rp368,73 miliar, meningkat dari Rp339,08 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Selain itu, laba bersih periode berjalan juga melonjak menjadi Rp55,58 miliar, dari sebelumnya Rp40,08 miliar di kuartal I-2024. Pertumbuhan ini menunjukkan efektivitas strategi perusahaan dalam mengelola operasional dan memperluas distribusi produk di tengah ketatnya persaingan industri makanan olahan.
Ekspansi Kapasitas: Pabrik Baru Dibangun di Sumedang
Dalam rangka memperkuat daya saing dan kapasitas produksi, MBR akan mulai membangun fasilitas produksi baru di Sumedang, Jawa Barat, pada tahun 2025. Pabrik ini direncanakan rampung pada 2028 dan akan menjadi penopang utama dalam mendongkrak volume produksi keju nasional.
Fasilitas ini juga ditujukan untuk meningkatkan efisiensi operasional perusahaan, seiring dengan peningkatan permintaan pasar terhadap produk-produk keju olahan yang inovatif dan terjangkau.
“Fasilitas baru ini akan menjadi bagian integral dari strategi jangka panjang kami dalam menghadapi dinamika industri pangan yang semakin kompetitif,” jelas Dede Patmawidjaja.
Strategi Pertumbuhan Berkelanjutan
Memasuki tahun 2025, MBR menegaskan kembali fokus strategis mereka: memperkuat jaringan distribusi, memperluas penetrasi pasar, serta mendorong inovasi berkelanjutan dalam produk keju. Dengan permintaan yang diprediksi meningkat seiring dengan tren konsumsi makanan modern, perusahaan optimis dapat mempertahankan pertumbuhan positif.
Dede juga menyebutkan bahwa kehadiran pabrik baru dan ekspansi produk akan berperan penting dalam mendukung ketahanan pangan nasional dan mendorong substitusi impor produk keju.
“Kami percaya bahwa dengan kekuatan distribusi, edukasi konsumen, serta inovasi berkelanjutan, Prochiz dapat menjadi pemimpin di pasar keju domestik sekaligus membawa nama Indonesia di pasar global,” pungkas Dede.