JAKARTA – Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka melakukan kunjungan kerja selama dua hari ke Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Selasa dan Rabu, dengan fokus utama pada penguatan sektor pertanian. Didampingi Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, Gibran meninjau langsung aktivitas pertanian di Desa Bautama Utara, Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang.
Dalam kunjungan tersebut, Gibran menegaskan komitmen pemerintahan Prabowo-Gibran untuk menjadikan pertanian sebagai prioritas nasional. “Dua hari saya di NTT ditemani Pak Menteri Pertanian. Ini bagian dari arahan Bapak Presiden Prabowo Subianto yang sangat memprioritaskan ketahanan pangan dan kesejahteraan petani,” ujar Gibran.
Putra sulung Presiden ke-7 Joko Widodo itu juga menyampaikan bahwa sejumlah bantuan telah disalurkan kepada para petani di Kupang. Meski tidak merinci jenis bantuannya, ia menegaskan bahwa seluruh bantuan difokuskan pada peningkatan produksi pangan dan kesejahteraan petani.
“Saya yakin lima tahun ke depan petani akan sangat dimanjakan. Pemerintah all out untuk petani,” ujar mantan Wali Kota Solo itu. Ia juga mendorong para petani agar tidak sungkan menyampaikan keluhan langsung kepada pejabat, baik di tingkat menteri, gubernur, maupun bupati.
Dalam peninjauan lapangan tersebut, Gibran menyebut kondisi ketersediaan pupuk, benih, dan harga gabah sudah relatif stabil di Kupang. Namun, ia menyoroti masih adanya tantangan serius terkait sistem pengairan. “Soal air di sekitar sini akan segera kami carikan solusinya bersama Pak Menteri,” ucapnya.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang turut hadir dalam kunjungan itu menambahkan bahwa sektor pertanian di NTT telah memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian daerah. “Kami dengar langsung dari Bupati dan Gubernur, PDB (produk domestik bruto) naik untuk NTT. Salah satu sektor yang menggerakkan adalah sektor pertanian,” ungkap Amran seperti dikutip dari Antara.
Mentan juga menekankan pentingnya kehadiran pemerintah hingga ke pelosok untuk memastikan bantuan benar-benar sampai ke tangan petani, terutama dalam hal distribusi pupuk. “Sampai ke pelosok kita cek langsung apakah bantuan sudah sampai ke tingkat petani, terutama pupuk. Tadi aku tanya langsung, pupuk cukup, alhamdulillah bahkan ada yang mengatakan lebih. Itu yang kita cek langsung ke lapangan agar produksi dipastikan meningkat,” jelasnya.
Dari hasil dialog dengan petani, ditemukan bahwa persoalan infrastruktur pengairan dan bendungan masih menjadi kendala utama dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Menanggapi hal tersebut, Mentan langsung menghubungi Kementerian Pekerjaan Umum (PU) untuk meminta percepatan perbaikan irigasi dan bendungan.
“Tadi kami langsung telepon Bapak Menteri PU, kami sangat berterima kasih kepada Menteri PU begitu cepat tanggap. Kami sampaikan terkait bendungan dan irigasi air yang belum optimal, beliau sampaikan tahun ini akan diperbaiki,” kata Amran.
Selain persoalan infrastruktur, kendala distribusi pupuk akibat minimnya jumlah pengecer juga menjadi perhatian. Untuk itu, Kementan berkomitmen menambah jumlah pengecer di Kabupaten Sikka, agar petani tidak lagi harus menempuh jarak jauh hanya untuk membeli pupuk. “Kami saksikan bersama Kapolres nanti dikawal, agar petani tidak perlu lagi menempuh jarak 30 kilometer. Besok cukup 1 kilometer,” tegas Mentan.
Lebih lanjut, Amran menyebut dua faktor utama yang menentukan keberhasilan pertanian di NTT adalah kecukupan pupuk dan ketersediaan air. “Ada dua di sini menentukan yaitu pupuk dan air, kalau ini ada, peningkatan pendapatan petani bisa meningkat 2-3 kali lipat,” jelasnya.
Kunjungan ini menunjukkan keseriusan pemerintahan baru dalam membenahi sektor pertanian sebagai pilar utama pembangunan daerah dan nasional. Ketahanan pangan yang kuat diyakini akan membawa dampak signifikan bagi penurunan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani di daerah terpencil seperti NTT.
Dengan kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, serta petani lokal, transformasi sektor pertanian diharapkan dapat menjadi tulang punggung perekonomian daerah yang berkelanjutan. Seiring dengan peningkatan infrastruktur dan kemudahan akses produksi, NTT diproyeksikan akan menjadi salah satu wilayah lumbung pangan nasional dalam lima tahun ke depan.