Megaproyek Tanggul Laut Pantura Jadi Prioritas Infrastruktur Nasional
- Kamis, 26 Juni 2025

JAKARTA — Pemerintah memulai langkah besar pembangunan tanggul laut raksasa atau Giant Sea Wall di wilayah Pantai Utara Jawa (Pantura). Proyek ini akan membentang dari Banten hingga Gresik, Jawa Timur, dengan panjang mencapai 500 kilometer. Rencana ini ditargetkan rampung dalam jangka waktu 15 hingga 20 tahun mendatang.
Pembangunan tanggul laut tersebut digagas sebagai respons terhadap ancaman banjir rob dan penurunan muka tanah yang kian mengkhawatirkan di sejumlah wilayah pesisir utara Jawa. Pemerintah menekankan bahwa pembangunan infrastruktur ini bersifat strategis dan mendesak.
“Tidak ada penundaan lagi. Kita segera mulai pembangunan ini,” ujar Presiden saat berbicara dalam forum infrastruktur nasional. Ia menegaskan bahwa negara akan mengandalkan kekuatan nasional, meskipun peluang investasi asing tetap terbuka.
Baca Juga
Proyek Infrastruktur Raksasa
Pembangunan tanggul laut ini diproyeksikan memerlukan anggaran hingga US$80 miliar atau sekitar Rp1.300 triliun. Proyek tersebut akan melibatkan sinergi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, serta kemungkinan partisipasi pihak swasta dan investor internasional. Namun, pemerintah memastikan pengerjaan proyek tetap berjalan meskipun tanpa dana asing.
Tanggul akan dibangun di wilayah-wilayah yang secara teknis dan ekologis membutuhkan intervensi. Penanganan akan difokuskan pada area yang kerap mengalami banjir rob parah dan mengalami penurunan permukaan tanah, terutama kawasan padat penduduk dan pusat ekonomi strategis.
Badan Otorita Tanggul Laut Segera Dibentuk
Sebagai bagian dari strategi pelaksanaan, pemerintah juga merencanakan pembentukan lembaga khusus bernama Badan Otorita Tanggul Laut Pantura. Lembaga ini akan bertugas mengoordinasikan pembangunan lintas wilayah serta memastikan desain, teknis, dan pelaksanaan proyek berjalan sesuai rencana.
Selain badan otorita, pemerintah telah menyiapkan cetak biru (blueprint) yang menjadi panduan dalam pembangunan tanggul laut, mencakup peta kerawanan, prioritas wilayah, dan integrasi dengan proyek-proyek infrastruktur lainnya di kawasan pesisir.
“Pembangunan ini tidak bisa disamaratakan. Harus dilihat satu per satu, mana wilayah yang memang sudah tidak punya pilihan lain selain dibangun tanggul,” kata pejabat yang menangani perencanaan infrastruktur wilayah pesisir.
Sinergi dengan Proyek Tanggul Jakarta dan Semarang-Demak
Proyek tanggul laut ini akan terintegrasi dengan dua proyek besar lainnya yang sudah berjalan, yakni proyek tanggul pantai utara Jakarta dan proyek Tol Semarang–Demak yang membentang hampir 27 kilometer di wilayah pesisir Jawa Tengah. Kedua proyek tersebut telah dijadikan sebagai pilot project dalam pengembangan model tanggul yang menyatu dengan infrastruktur transportasi.
Pendekatan integratif ini juga akan digunakan dalam proyek Pantura, sehingga tanggul laut tidak hanya menjadi pelindung fisik, tetapi juga mendukung mobilitas dan pertumbuhan ekonomi wilayah.
Pembangunan Dimulai dari Jakarta
Tahap awal proyek difokuskan di wilayah Teluk Jakarta, dengan pembangunan tanggul sepanjang beberapa kilometer yang akan melindungi wilayah pesisir ibu kota dari ancaman banjir dan abrasi. Estimasi anggaran tahap awal untuk wilayah ini mencapai US$8–10 miliar, dengan target penyelesaian antara 8 hingga 10 tahun.
Presiden juga menyampaikan bahwa pemerintah daerah, khususnya provinsi DKI Jakarta, akan turut dilibatkan dalam pendanaan proyek ini secara proporsional.
Buka Peluang Investasi Asing
Meskipun berkomitmen menggunakan dana nasional sebagai kekuatan utama, pemerintah tetap membuka peluang bagi investor asing dari berbagai negara untuk ikut berpartisipasi, termasuk dari kawasan Asia Timur, Eropa, dan Timur Tengah. Namun, partisipasi tersebut tidak akan menjadi prasyarat utama bagi keberlangsungan proyek.
“Kita terbuka bagi siapa pun yang ingin ikut serta, tapi kita tidak akan menunggu. Kita jalan terus dengan kekuatan sendiri,” tegas Presiden.
Fokus pada Wilayah Rentan
Pendekatan pembangunan tanggul akan bersifat selektif. Pemerintah akan mengutamakan wilayah-wilayah yang memiliki risiko tinggi terhadap banjir dan penurunan muka tanah. Ini dilakukan agar penggunaan anggaran dapat lebih efisien dan tepat sasaran.
Dengan pembangunan tanggul ini, diharapkan daerah-daerah pesisir seperti Semarang, Demak, Pekalongan, dan beberapa kawasan industri di pantai utara Jawa dapat terlindungi dari kerusakan lingkungan yang selama ini terus memburuk akibat intrusi air laut dan penurunan tanah.
Manfaat Ganda bagi Ekonomi dan Lingkungan
Proyek ini bukan hanya soal pencegahan bencana, tetapi juga memiliki manfaat strategis dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi wilayah. Infrastruktur tanggul akan membuka peluang baru untuk kawasan industri, pelabuhan, dan transportasi yang lebih terintegrasi. Pemerintah juga memastikan bahwa pembangunan dilakukan dengan tetap memperhatikan aspek keberlanjutan lingkungan dan pelestarian ekosistem pantai.
Di sisi lain, pembangunan tanggul akan mengurangi tekanan terhadap program relokasi permukiman warga pesisir, serta menekan beban anggaran tahunan yang selama ini digunakan untuk penanggulangan banjir.
Tantangan Pembiayaan dan Logistik
Skala megaproyek ini menghadirkan tantangan besar dari sisi pembiayaan dan logistik. Pemerintah dituntut menyiapkan pendanaan berkelanjutan dan sistem distribusi material konstruksi yang efisien, terutama di wilayah terpencil.
Pemerintah menyadari tantangan itu dan merancang pembiayaan bertahap, sambil mengoptimalkan kerja sama lintas kementerian dan pemda. Penunjukan kontraktor dan penyedia jasa konstruksi akan dilakukan secara selektif dan transparan agar proyek berjalan tepat waktu dan sesuai spesifikasi.
Proyek Jangka Panjang dengan Dampak Besar
Dalam jangka panjang, proyek tanggul laut Pantura diproyeksikan menjadi salah satu tulang punggung sistem pertahanan wilayah pesisir Indonesia terhadap dampak perubahan iklim. Pemerintah berharap bahwa dengan dimulainya proyek ini, Indonesia tidak hanya akan lebih siap menghadapi ancaman lingkungan, tetapi juga lebih berdaulat dalam membangun kekuatan maritim dan pesisir.
“Ini bukan proyek lima tahun. Ini investasi jangka panjang untuk masa depan Indonesia. Kita harus mulai sekarang, langkah pertama menentukan perjalanan seribu kilometer ke depan,” tegas Presiden.
Dengan dimulainya megaproyek tanggul laut ini, Indonesia bergerak menuju babak baru pembangunan infrastruktur pesisir — langkah nyata yang tak hanya melindungi, tetapi juga memberdayakan wilayah utara Pulau Jawa dalam jangka panjang.

Mazroh Atul Jannah
Insiderindonesia.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.