Adira Finance Catat Penurunan Tren Pembiayaan Otomotif pada 2024, Dampak Lesunya Pasar dan Perlambatan di Awal 2025
- Selasa, 08 April 2025

JAKARTA - Presiden Direktur Adira Finance, Dewa Made Susila, mengungkapkan adanya penurunan signifikan dalam tren bisnis pembiayaan pada tahun 2024. Penurunan ini diakibatkan oleh kondisi pasar otomotif yang lesu sepanjang tahun lalu, yang turut berdampak pada aktivitas pembiayaan kendaraan di Indonesia. Bahkan, perlambatan yang terjadi pada 2024 berlanjut ke awal 2025, dengan data terbaru dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan bahwa penjualan kendaraan bermotor di pasar domestik masih menghadapi tantangan besar.
Dewa Made Susila menjelaskan, meskipun Adira Finance berusaha untuk tetap bertahan dengan melakukan inovasi dan penyesuaian strategi, tantangan yang dihadapi oleh industri otomotif pada tahun lalu cukup besar. Hal ini terlihat dari penurunan penjualan kendaraan baru yang berpengaruh langsung pada pembiayaan yang diberikan oleh lembaga pembiayaan seperti Adira Finance.
Penurunan Tren Pembiayaan Otomotif pada 2024
Baca JugaBank Indonesia Fokus Jaga Stabilitas Moneter, Operasi Moneter Capai Rp945 Triliun di 2024
Pada tahun 2024, Adira Finance mencatatkan penurunan yang signifikan dalam volume pembiayaan otomotif yang disalurkan. Penurunan ini tidak hanya mencakup pembiayaan kendaraan roda dua, tetapi juga roda empat, yang memang menjadi produk utama dalam portofolio pembiayaan perusahaan. Dewa Made Susila menyatakan bahwa situasi tersebut merupakan dampak langsung dari kelesuan pasar otomotif yang dipicu oleh beberapa faktor ekonomi global dan domestik.
Menurut Dewa Made Susila, “Pada tahun 2024, kami melihat adanya penurunan yang cukup tajam dalam permintaan pembiayaan otomotif. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh penurunan daya beli masyarakat akibat inflasi yang tinggi dan ketidakpastian ekonomi global yang memengaruhi sektor otomotif domestik.”
Tidak hanya masalah daya beli yang berkurang, faktor lain yang turut berkontribusi adalah kebijakan pemerintah terkait pembatasan kendaraan baru serta dampak dari penguatan nilai tukar mata uang asing terhadap rupiah yang membuat harga kendaraan baru dan suku cadangnya semakin mahal. Semua faktor ini berdampak pada minat konsumen untuk membeli kendaraan baru, yang akhirnya berimbas pada penurunan transaksi pembiayaan.
Perlambatan Berlanjut di Awal 2025
Sayangnya, perlambatan ini tidak berhenti pada tahun 2024. Menurut Dewa Made Susila, data terbaru dari Gaikindo yang mencatatkan penurunan penjualan kendaraan pada awal tahun 2025 semakin memperburuk prospek industri otomotif. Gaikindo mencatatkan adanya penurunan yang cukup signifikan dalam angka penjualan kendaraan bermotor pada bulan pertama 2025 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.
“Data Gaikindo yang terbaru menunjukkan bahwa meskipun ada sedikit perbaikan pada bulan Januari 2025, angka penjualan kendaraan masih belum pulih sepenuhnya. Hal ini juga menunjukkan adanya dampak lanjutan dari kondisi ekonomi yang belum stabil,” ungkap Dewa Made Susila.
Penurunan tren pembiayaan ini tentunya juga berdampak pada Adira Finance, yang sebagian besar pendapatannya berasal dari pembiayaan kendaraan. Di tengah situasi ini, Adira Finance terus berupaya untuk berinovasi dengan menyesuaikan produk dan layanan yang lebih fleksibel serta menawarkan solusi pembiayaan yang lebih menarik bagi konsumen.
Menghadapi Tantangan dengan Inovasi Layanan Pembiayaan
Menghadapi situasi yang tidak menentu di pasar otomotif, Adira Finance tidak tinggal diam. Perusahaan ini mulai melakukan sejumlah langkah strategis untuk menanggapi penurunan tren pembiayaan. Salah satunya adalah dengan mengembangkan produk pembiayaan yang lebih berfokus pada kebutuhan konsumen, termasuk pembiayaan kendaraan bekas, yang kini semakin diminati oleh konsumen yang enggan membeli kendaraan baru di tengah ketidakpastian ekonomi.
Dewa Made Susila menyebutkan, “Kami terus beradaptasi dengan kebutuhan pasar. Salah satu langkah yang kami lakukan adalah memperkenalkan pembiayaan untuk kendaraan bekas dengan skema yang lebih fleksibel. Kami juga menyesuaikan suku bunga dan tenor pembayaran untuk memberikan kemudahan kepada konsumen.”
Selain itu, Adira Finance juga meningkatkan layanan digitalnya untuk mempermudah akses pembiayaan bagi konsumen. Melalui platform digital, konsumen dapat lebih mudah mengajukan pembiayaan, memilih produk kendaraan, serta memantau status aplikasi secara real-time. Langkah ini sejalan dengan tren digitalisasi yang semakin berkembang di Indonesia, yang juga menjadi salah satu upaya perusahaan untuk tetap relevan di pasar yang semakin kompetitif.
Dewa Made Susila menambahkan, “Kami terus berinovasi dengan memanfaatkan teknologi untuk memberikan kemudahan kepada konsumen. Kami juga berkomitmen untuk terus memberikan pelayanan terbaik bagi konsumen, meskipun tantangan pasar otomotif masih cukup besar.”
Proyeksi Masa Depan Industri Pembiayaan Otomotif
Melihat kondisi pasar otomotif yang masih belum stabil, Adira Finance akan terus memantau perkembangan pasar dan menyesuaikan strategi pembiayaannya. Meskipun demikian, perusahaan optimistis bahwa pasar otomotif akan mulai pulih, terutama dengan adanya beberapa kebijakan pemerintah yang mendukung sektor otomotif, seperti insentif pembelian kendaraan ramah lingkungan dan pembiayaan kendaraan listrik.
“Pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmennya untuk mendukung industri otomotif, termasuk sektor kendaraan ramah lingkungan. Kami berharap ini akan menjadi angin segar bagi pasar pembiayaan otomotif di Indonesia. Kami juga siap untuk memberikan solusi pembiayaan bagi kendaraan listrik yang semakin diminati oleh masyarakat,” ujar Dewa Made Susila.
Selain itu, Dewa Made Susila juga menyoroti potensi pembiayaan untuk kendaraan niaga dan komersial, yang diperkirakan akan menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan kendaraan pribadi. “Kendaraan niaga dan komersial akan menjadi salah satu sektor yang diprioritaskan dalam pembiayaan kami ke depannya. Kami melihat adanya peluang untuk meningkatkan pembiayaan di sektor ini seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mulai stabil,” lanjutnya.
Pentingnya Kolaborasi dengan Industri Lain
Adira Finance juga menyadari pentingnya menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak, seperti dealer otomotif, lembaga keuangan lain, serta perusahaan teknologi untuk mempercepat pemulihan sektor pembiayaan otomotif. Dengan memperkuat ekosistem yang ada, Adira Finance berharap dapat memberikan lebih banyak opsi pembiayaan kepada konsumen, serta mempermudah mereka dalam memperoleh kendaraan yang diinginkan.
“Kami percaya bahwa kolaborasi antar industri sangat penting untuk mendukung pemulihan pasar otomotif. Oleh karena itu, kami terus menjalin hubungan yang baik dengan dealer dan mitra industri lainnya untuk meningkatkan kinerja pembiayaan kami,” ungkap Dewa Made Susila.
Tahun 2024 menjadi tahun yang penuh tantangan bagi industri pembiayaan otomotif di Indonesia, termasuk bagi Adira Finance. Penurunan tren pembiayaan yang dipicu oleh lesunya pasar otomotif memang cukup signifikan. Namun, melalui berbagai inovasi dan penyesuaian strategi, Adira Finance berusaha untuk tetap bertahan dan bahkan berkembang meski dalam kondisi yang sulit. Dengan fokus pada fleksibilitas produk, pemanfaatan teknologi, dan peluang pasar baru seperti kendaraan listrik dan niaga, Adira Finance berharap bisa memanfaatkan potensi pertumbuhan sektor otomotif di masa depan.
“Dengan langkah-langkah strategis yang kami ambil, kami yakin industri pembiayaan otomotif akan kembali pulih, dan kami akan terus berupaya untuk memberikan solusi pembiayaan yang terbaik bagi konsumen,” tutup Dewa Made Susila.

Aldi
Insiderindonesia.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Bank Raya Perkuat Ekosistem Digital UMKM Lewat Fitur Kasir di Saku Bisnis
- Rabu, 16 April 2025
Berita Lainnya
Bank Raya Perkuat Ekosistem Digital UMKM Lewat Fitur Kasir di Saku Bisnis
- Rabu, 16 April 2025