Rabu, 30 April 2025

Harga Minyak Anjlok pada Jumat, Memicu Kenaikan Mingguan di Tengah Kekhawatiran Pasokan Global

Harga Minyak Anjlok pada Jumat, Memicu Kenaikan Mingguan di Tengah Kekhawatiran Pasokan Global
Harga Minyak Anjlok pada Jumat, Memicu Kenaikan Mingguan di Tengah Kekhawatiran Pasokan Global

JAKARTA - Harga minyak dunia mengalami penurunan pada hari Jumat , namun bersiap mencatat kenaikan mingguan yang signifikan akibat gangguan pasokan dari Rusia serta ketidakpastian seputar potensi kesepakatan damai di Ukraina. Fenomena ini memicu perhatian global terhadap dinamika pasar energi yang semakin kompleks.

Mengacu pada laporan dari Reuters, harga minyak mentah Brent tercatat mengalami penurunan sebesar 62 sen, atau setara 0,81%, menjadi US$ 75,86 per barel pada pukul 13.04 GMT. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS juga turun sebesar 63 sen, atau 0,87%, menjadi US$ 71,85 per barel. Meskipun terjadi penurunan harga pada akhir pekan, keduanya berhasil membukukan kenaikan sekitar 1,5% sepanjang minggu ini, menjadikannya sebagai peningkatan mingguan terbesar sejak awal Januari. Brent mencatatkan kenaikan kedua secara beruntun setelah mengalami tiga minggu penurunan, sedangkan WTI siap mengakhiri periode penurunan selama empat minggu berturut-turut.

Menurut Ole Hansen dari Saxo Bank, pergerakan ini menunjukkan sikap pasar yang relatif netral namun tetap waspada terhadap fluktuasi harga minyak mentah. "Minyak jenis Brent saat ini diperdagangkan mendekati titik tengah dari rentang yang diprediksi untuk tahun ini, yaitu antara US$ 65 hingga US$ 85 per barel," ujar Hansen.

Perhatian pasar internasional juga tertuju pada gangguan pasokan minyak yang terjadi belakangan ini. Rusia melaporkan bahwa aliran minyak dari Konsorsium Pipa Kaspia—jalur utama untuk ekspor minyak mentah dari Kazakhstan—mengalami pengurangan hingga 30%-40% pada hari Selasa setelah serangan pesawat nirawak Ukraina di sebuah stasiun pompa. Namun, berita dari Interfax yang mengutip Tengizchevroil menunjukkan bahwa aliran minyak dari ladang minyak Tengiz Kazakhstan melalui CPC tidak mengalami gangguan. Situasi ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana Kazakhstan mampu mempertahankan rekor volume pompa minyaknya meskipun terdapat kerusakan pada rute ekspor via Rusia.

Di sisi geopolitik, ketegangan antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dan Presiden AS Donald Trump mencuat di minggu ini setelah Zelenskiy mengkritik langkah AS dan Rusia untuk merundingkan kesepakatan damai tanpa melibatkan Kyiv. Konflik antara kedua negara pemimpin ini semakin parah ketika Trump menuding Ukraina sebagai pemicu perang yang telah berlangsung lama tersebut. "Setiap kemungkinan berakhirnya perang menghilang dan begitu pula posisi perdagangan minyak yang didorong oleh gagasan tentang masa depan Rusia tanpa sanksi," kata John Evans, seorang analis dari PVM.

Namun, setelah pertemuan yang diadakan dengan utusan Trump untuk konflik Ukraina pada hari Kamis, Zelenskiy menunjukkan kesiapannya untuk bekerja sama dengan cepat untuk mencapai perjanjian yang kuat dengan Amerika Serikat, yang mencakup bidang investasi dan keamanan. Langkah ini dapat menjadi sinyal positif terhadap stabilisasi kawasan, meskipun ketegangan masih mendominasi hubungan diplomatik kedua negara.

Di tengah ketidakpastian pasokan global, harga minyak mentah sempat mengalami tekanan akibat laporan kenaikan persediaan minyak mentah di AS. Menurut Badan Informasi Energi AS, persediaan meningkat sementara persediaan bensin dan sulingan menunjukkan penurunan akibat pemeliharaan musiman di kilang yang menyebabkan pemrosesan lebih rendah.

Permintaan minyak global diharapkan meningkat seiring dengan cuaca dingin di Amerika Serikat serta peningkatan aktivitas industri pasca-liburan di Tiongkok. Analis dari JPMorgan berpendapat bahwa faktor-faktor ini kemungkinan akan memberikan dorongan lebih lanjut pada permintaan selama minggu-minggu mendatang.

Secara keseluruhan, dinamika pasar minyak saat ini mencerminkan ketegangan geopolitik, ketidakstabilan pasokan, dan fluktuasi permintaan global yang terus berlanjut. Hal ini mengungkapkan bahwa industri minyak dunia berada di bawah tekanan berbagai faktor eksternal, yang membuat prediksi harga minyak menjadi semakin kompleks dan menantang. Kehati-hatian dan kesiapan menghadapi perubahan cepat di pasar minyak menjadi kunci bagi para pemangku kepentingan dalam menghadapi perkembangan global yang dinamis ini.

Zahra

Zahra

Insiderindonesia.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Eddy Soeparno Dorong Pelajar Indonesia Belajar Transisi Energi dari China Kita Harus Belajar dari Keberhasilan Mereka

Eddy Soeparno Dorong Pelajar Indonesia Belajar Transisi Energi dari China Kita Harus Belajar dari Keberhasilan Mereka

Pemerintah Wajibkan Manajemen Energi untuk Industri dan Gedung, Permen ESDM No. 8 Tahun 2025 Resmi Berlaku

Pemerintah Wajibkan Manajemen Energi untuk Industri dan Gedung, Permen ESDM No. 8 Tahun 2025 Resmi Berlaku

PLN Manfaatkan Kelebihan Produksi Hidrogen Jadi Energi Murah dan Ramah Lingkungan

PLN Manfaatkan Kelebihan Produksi Hidrogen Jadi Energi Murah dan Ramah Lingkungan

Gubernur Kaltim Janji Tindaklanjuti Kasus Kematian Ketua Adat dan Larang Hauling Batu Bara di Jalan Umum

Gubernur Kaltim Janji Tindaklanjuti Kasus Kematian Ketua Adat dan Larang Hauling Batu Bara di Jalan Umum

Pemerintah Terbitkan Dua Aturan Baru Royalti Minerba, Berlaku Mulai 26 April 2025

Pemerintah Terbitkan Dua Aturan Baru Royalti Minerba, Berlaku Mulai 26 April 2025