Kamis, 24 April 2025

Saham PACK Terus Anjlok, Simak Penyebab dan Prospek ke Depannya

Saham PACK Terus Anjlok, Simak Penyebab dan Prospek ke Depannya
Saham PACK Terus Anjlok, Simak Penyebab dan Prospek ke Depannya

Jakarta – Saham PT Pasarakan Cipta Kreasi (PACK) terus mengalami auto reject bawah (ARB) setelah kembali diperdagangkan pada Senin, 17 Februari 2025. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran di antara para investor dan analis pasar. Beberapa pihak mengaitkan penurunan tersebut dengan perubahan signifikan dalam bisnis perusahaan, menyusul akuisisi oleh pengendali baru, PT Eco Energi Perkasa, Kamis, 20 Februari 2025.

Transformasi Bisnis Usai Akuisisi oleh Eco Energi Perkasa

PACK, yang sebelumnya bergerak dalam sektor yang berbeda, kini sedang menjalani proses integrasi bisnis dengan Eco Energi Perkasa. Perusahaan ini dikenal milik Deng Weiming, seorang konglomerat ternama asal China. Menurut data dari Forbes, kekayaan Weiming pada 19 Februari 2025 mencapai sekitar Rp29,41 triliun, menjadikannya salah satu miliarder berpengaruh di Asia.

Eco Energi Perkasa, melalui entitas CNGR Advanced Material, memiliki fokus kuat pada industri nikel, lithium, dan komponen baterai untuk kendaraan listrik. "Kami melihat masa depan yang cerah dalam industri pertambangan nikel, dan kami berkomitmen untuk memimpin perubahan ini melalui PT Pasarakan Cipta Kreasi," ungkap Deng Weiming dalam konferensi pers baru-baru ini.

CNGR, yang membawahi Eco Energi Perkasa, dilaporkan tengah membangun kawasan industri sebesar 3.000 hingga 5.000 hektar di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara. Kawasan ini diproyeksikan menjadi pusat pengolahan nikel dengan target produksi elektrolitik nikel mencapai 50.000 ton per tahun. Ini merupakan bagian dari visi besar CNGR untuk memperluas jaringan bisnisnya di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Strategi Baru dan Proyeksi Masa Depan

Kini, di bawah kendali baru, PACK akan mengalihkan fokus bisnisnya ke sektor pertambangan nikel dan produk turunannya. Beberapa anak perusahaan baru yang didirikan untuk mendukung transformasi ini antara lain PT Adhi Prakarsa Raya, PT Gemilang Padma Raya, dan PT Sumber Cahaya Raya, yang semuanya bergerak di sektor investasi nikel. Selain itu, ada juga PT Awal Kemuliaan Indonesia dan PT Daya Unggul Raya, di mana Awal Kemuliaan fokus pada perdagangan logam dan bijih logam.

Dengan perubahan arah bisnis, PACK memproyeksikan pendapatan akan melonjak hingga Rp5,3 triliun dengan laba bersih mencapai Rp346 miliar sepanjang tahun 2025. Angka ini merupakan lompatan signifikan dari performa sebelumnya yang hanya mencatat rata-rata pendapatan Rp50 miliar dan laba bersih di bawah Rp5 miliar.

Tantangan dan Sentimen Pasar

Namun, pertanyaan utama yang kini mengemuka adalah: kenapa saham PACK terus turun? Sejumlah analis mengaitkan penurunan ini dengan reaksi pasar terhadap perubahan drastis dalam strategi bisnis perusahaan. "Investasi di sektor baru seperti pertambangan nikel memang menjanjikan, tetapi juga membawa risiko, terutama saat masa transisi," jelas seorang analis pasar yang enggan disebutkan namanya.

Selain itu, perubahan mendadak pasca-akuisisi sering kali menimbulkan ketidakpastian di kalangan investor. Proses integrasi dan peralihan fokus bisnis tentu tidak instan dan membutuhkan waktu untuk menunjukkan hasil yang diharapkan. "Sentimen negatif yang muncul dari ketidakpastian ini mungkin menjadi faktor yang mendorong penurunan harga saham," tambahnya.

Meskipun mengalami tantangan di awal transisi ini, optimisme tetap ada di kalangan manajemen perusahaan. Eco Energi Perkasa yakin bahwa fokus baru pada industri nikel dan produk turunannya akan menjadi keunggulan kompetitif PACK di masa depan. "Kami percaya dalam waktu dekat, investor akan melihat potensi sebenarnya dari transformasi ini," ujar Deng Weiming optimis.

Tri Kismayanti

Tri Kismayanti

Insiderindonesia.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Aktivitas Normal Pasca Lebaran, Bank Nagari Hadirkan Promo Cashback Pinjaman Hingga Rp750 Juta

Aktivitas Normal Pasca Lebaran, Bank Nagari Hadirkan Promo Cashback Pinjaman Hingga Rp750 Juta

PHK Massal di Bank Aladin Syariah, BEI Desak Keterbukaan Informasi dan Perlindungan Investor

PHK Massal di Bank Aladin Syariah, BEI Desak Keterbukaan Informasi dan Perlindungan Investor

Bank Raya Perkuat Ekosistem Digital UMKM Lewat Fitur Kasir di Saku Bisnis

Bank Raya Perkuat Ekosistem Digital UMKM Lewat Fitur Kasir di Saku Bisnis

OJK Resmi Berikan Izin Usaha kepada PT Teman Pialang Asuransi, Tegaskan Kepatuhan Praktik Usaha

OJK Resmi Berikan Izin Usaha kepada PT Teman Pialang Asuransi, Tegaskan Kepatuhan Praktik Usaha

OJK Bali Tangani 152 Pengaduan Konsumen Sektor Jasa Keuangan Selama Triwulan Pertama 2025

OJK Bali Tangani 152 Pengaduan Konsumen Sektor Jasa Keuangan Selama Triwulan Pertama 2025