PLN Indonesia Power Pionir Pengembangan Energi Hijau di Indonesia
- Selasa, 03 Desember 2024

JAKARTA – PLN Indonesia Power (PLN IP) berhasil menciptakan berbagai terobosan dalam pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia. Proyek seperti Hijaunesia dan Hydronesia, yang memanfaatkan tenaga surya dan air, hingga pengembangan ekosistem hidrogen secara menyeluruh, menjadi langkah nyata perusahaan ini.
Yuliot Tanjung, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, menjelaskan bahwa Indonesia memiliki potensi EBT yang sangat besar, mencapai 3.687 GW, namun saat ini baru 0,3 persen yang dimanfaatkan. Ia mendorong semua pihak untuk bekerja lebih keras melalui kolaborasi bersama. Menurutnya, ajang Electric Connect 2024 menjadi forum global yang tepat untuk mendukung penggunaan energi terbarukan.
"Saya sangat mengapresiasi pelaksanaan Electricity Connect 2024 yang dapat menjadi wadah untuk konsolidasi, penyelarasan persepsi, persiapan regulasi, adopsi teknologi, digitalisasi, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia di sektor ketenagalistrikan. Forum ini juga akan mendukung peningkatan investasi berbasis EBT," ujar Yuliot, Sabtu (30/11).
Baca JugaBantu Perjalanan Kembali ke Perantauan, Posko Arus Balik Pupuk Kaltim Disambut Hangat Pemudik
Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo, menegaskan bahwa PLN akan memenuhi kebutuhan sebesar 103 GW, di mana 75 GW berasal dari EBT. Hal ini sejalan dengan visi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. PLN berkomitmen untuk beralih dari pengembangan energi berbasis fosil ke energi hijau, menciptakan peluang besar yang berkelanjutan.
"PLN akan menciptakan ekosistem kondusif untuk kolaborasi dan investasi, sehingga pelaku usaha dapat tumbuh bersama dengan prinsip keadilan. Hal ini bertujuan mendukung tercapainya misi pemerintah," jelas Darmawan.
PLN Indonesia Power juga telah meluncurkan berbagai inovasi energi hijau. Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, memaparkan bahwa proyek Hijaunesia mencakup 12 PLTS dan 1 PLTB dengan kapasitas total 1.055 MW. Selain itu, terdapat proyek Hydronesia dengan kapasitas 2.135 MW, geothermal sebesar 280 MW, serta pengembangan panas bumi yang melibatkan mitra global.
PLN Indonesia Power juga mendirikan pabrik panel surya terintegrasi pertama dan terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksi 1 GWp per tahun dan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) 41 persen. Pabrik ini diharapkan dapat mempercepat pengembangan PLTS secara masif.
Selain itu, Edwin menjelaskan bahwa PLN Indonesia Power sedang mengembangkan Geothermal Green Hydrogen Plant pertama di Asia Tenggara dan Hydrogen Refuelling Station pertama di Indonesia. Langkah ini menjadi upaya menghadirkan energi alternatif masa depan.
"Kami juga menggandeng berbagai mitra untuk mengembangkan panas bumi dan ekosistem hidrogen dari hulu hingga hilir," ujar Edwin.
Atas berbagai pencapaian tersebut, PLN Indonesia Power meraih penghargaan Best Emerging Large Scale Renewable Energy Development dalam ajang Electricity Connect 2024 yang digelar oleh Masyarakat Kelistrikan Indonesia (MKI).
"Penghargaan ini menjadi bukti nyata bahwa kami berkomitmen dalam pengembangan EBT untuk mewujudkan target Net Zero Emission pada tahun 2060," tutup Edwin.

Redaksi
Insiderindonesia.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Bank Raya Perkuat Ekosistem Digital UMKM Lewat Fitur Kasir di Saku Bisnis
- Rabu, 16 April 2025
Berita Lainnya
Garuda Indonesia Tambah Armada Jadi 100 Pesawat di 2025, Waspadai Tekanan Rupiah
- Selasa, 08 April 2025
Anak Perusahaan BUMN Diprediksi Raup Laba Tertinggi 2025, Ini Daftarnya
- Senin, 07 April 2025
Heboh Kabar Abu Janda Jadi Komisaris BUMN, JMTO Tegaskan: Itu Tidak Benar
- Senin, 07 April 2025