Jakarta – Pelaku pasar modal memberikan respons positif terhadap pertemuan yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto bersama sejumlah pengusaha besar Indonesia di Istana Kepresidenan, Jakarta. Pertemuan tersebut secara signifikan mempengaruhi pasar, terutama terlihat dari penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir pekan. Pada penutupan perdagangan Jumat, 7 Maret 2025, IHSG ditutup menguat sebanyak 18,15 poin atau sekitar 0,27%, berakhir di posisi 6.636,00.
Sementara itu, reaksi bervariasi terlihat dari indeks LQ45 yang mencatat penurunan sebesar 3,10 poin atau 0,41% ke posisi 750,39. Meskipun demikian, mayoritas investor dan pelaku pasar tetap menyambut baik perkembangan ini sebagai indikasi positif dari stabilitas ekonomi dan kepercayaan tinggi terhadap kepemimpinan saat ini, Senin, 10 Maret 2025.
Direktur Utama BEI, Iman Rachman, menyoroti pentingnya pertemuan tersebut dalam menciptakan sentimen positif bagi pasar modal Indonesia. "Pasti, lihat aja indeksnya, positifnya pasti ada," ujarnya di Jakarta, kemarin. Menurut Iman, dukungan yang diberikan pemerintah dan para pengusaha besar terhadap industri pasar modal adalah langkah yang signifikan untuk memperkuat perekonomian nasional. "Buat kita, ini support yang bagus dari pemerintah dan pengusaha kepada industri pasar modal. Jadi, bisa dilihat indeksnya hari ini kan positif," tambahnya.
Presiden Prabowo pada Kamis, 6 Maret 2025, mengadakan pertemuan dengan delapan pengusaha terkemuka, termasuk Anthony Salim, Sugianto Kusuma (Aguan), Prajogo Pangestu, Boy Thohir, Franky Widjaja, Dato Sri Tahir, James Riady, dan Tomy Winata, untuk membahas program-program utama nasional. Pertemuan ini kembali dilanjutkan pada Jumat, 7 Maret 2025 dengan kehadiran pengusaha lainnya, seperti Chairul Tanjung, Andi Syamsuddin Arsyad (Haji Isam), Anindya Bakrie, dan Hilmi Panigoro.
Reaksi positif ini tercermin dalam penguatan beberapa sektor ekonomi utama. Menurut Indeks Sektoral IDX-IC, terdapat enam sektor yang mengalami penguatan, dipimpin oleh sektor teknologi yang melonjak sebesar 4,95%. Sektor barang baku dan properti juga mencatat kenaikan masing-masing sebesar 2,51% dan 0,99%. Sebaliknya, beberapa sektor mengalami penurunan, di antaranya sektor transportasi & logistik yang turun 0,91%, diikuti oleh sektor kesehatan dan industri masing-masing turun 0,58% dan 0,54%.
Beberapa saham mencatat penguatan terbesar pada hari tersebut, di antaranya adalah saham SONA, MREI, PUDP, MTFN, dan JSPT. Di sisi lain, saham yang mengalami penurunan terbesar meliputi FORU, KOTA, KONI, PGUN, dan INET. Aktivitas perdagangan terbilang dinamis dengan frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 963.200 transaksi, jumlah saham yang diperdagangkan mencapai 20,78 miliar lembar dengan nilai transaksi mencapai Rp10,38 triliun. Data lain menunjukkan 338 saham naik, 260 saham menurun, dan 357 saham stagnan.
Optimisme ini merupakan sinyal kuat bagi investor bahwa pemerintah bersama sektor swasta siap bekerja sama untuk memajukan ekonomi negara. Konfirmasi dari Iman Rachman selaku Direktur BEI menegaskan bahwa kerja sama ini membuka peluang baru dan memberikan kepercayaan tambahan bagi pasar. Ini merupakan langkah awal yang penting bagi Indonesia untuk menjaga momentum positif di tengah tantangan ekonomi global yang dinamis.
Investor dan pengamat pasar diharapkan terus memantau perkembangan ini dengan cermat, mengingat dinamika yang dapat berubah seiring perkembangan situasi politik dan ekonomi di dalam maupun luar negeri. Bagaimanapun, dengan adanya dukungan dari pengusaha papan atas, kondisi pasar modal Indonesia diharapkan dapat terus stabil dan prospektif ke depannya.