Harga Batu Bara Dunia Kembali Menguat, Tembus US$101 per Ton Berkat Gangguan Pasokan dari Australia
- Kamis, 01 Mei 2025

JAKARTA – Harga batu bara global kembali menunjukkan tren penguatan signifikan setelah sempat menyentuh titik terendah dalam empat tahun terakhir. Berdasarkan data Refinitiv, harga batu bara acuan ICE Newcastle untuk pengiriman internasional ditutup naik 0,55% menjadi US$101 per ton pada Rabu. Ini merupakan hari kenaikan keenam secara berturut-turut sejak harga sempat anjlok ke level US$93,7 per ton pada 23 April lalu.
Kenaikan harga ini sebagian besar didorong oleh kekhawatiran akan terganggunya pasokan dari Australia, salah satu eksportir batu bara terbesar dunia. Perusahaan tambang Whitehaven Coal melaporkan penurunan produksi sebesar 5% pada kuartal pertama 2025, menyusul kondisi cuaca ekstrem yang melanda kawasan timur laut negara tersebut.
Cuaca Buruk Tekan Produksi Australia
Baca Juga
Dalam laporannya yang dikutip dari Reuters, Whitehaven Coal mengungkapkan bahwa kondisi cuaca buruk berdampak signifikan terhadap operasi tambang, khususnya di wilayah Queensland yang mengalami curah hujan tinggi sejak awal tahun.
“Gangguan pasokan akibat cuaca baru-baru ini dan kemungkinan pengurangan pasokan dapat menciptakan tekanan kenaikan harga,” kata Whitehaven dalam pernyataan resminya.
Whitehaven juga memperingatkan bahwa ketidakstabilan cuaca bisa terus berlanjut, mempengaruhi produksi batu bara metalurgi dan termal dalam jangka pendek. Sentimen ini cukup untuk menahan tekanan bearish dari sisi permintaan dan mendorong harga ke level psikologis US$100 per ton.
Permintaan Global Masih Lemah, Tapi Risiko Pasokan Menguatkan Harga
Kenaikan harga batu bara saat ini terjadi di tengah kondisi pasar yang sebenarnya masih dibayangi oleh lemahnya permintaan global. Di Asia, negara-negara seperti China dan Indonesia justru mencatatkan produksi tinggi, namun konsumsi dalam negeri menurun karena faktor iklim dan transisi energi.
China, sebagai konsumen terbesar batu bara di dunia, mengalami musim dingin yang lebih hangat dari biasanya. Hal ini menurunkan permintaan untuk pemanas berbasis listrik, yang pada akhirnya berdampak pada konsumsi batu bara. Dalam dua bulan pertama tahun ini, output pembangkit listrik berbahan bakar fosil di Tiongkok tercatat turun 1,3% secara tahunan.
Sementara itu, produksi batu bara Indonesia mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah, dengan output sebesar 836 juta ton pada 2024—18% lebih tinggi dari target awal. Produksi tinggi ini menjadi faktor tekanan utama terhadap harga batu bara global, terutama ketika permintaan tidak mampu mengikuti laju suplai.
Namun, dengan adanya gangguan dari sisi pasokan seperti yang terjadi di Australia, harga batu bara akhirnya menemukan katalis untuk bangkit. Pelaku pasar melihat risiko penurunan pasokan sebagai alasan kuat untuk aksi beli, meskipun fundamental permintaan masih lemah.
China Naikkan Target Produksi Batu Bara Domestik
Di sisi lain, China juga mengumumkan rencana peningkatan produksi batu bara domestik sebesar 1,5% pada 2025 menjadi 4,82 miliar ton, setelah sebelumnya mencetak rekor produksi pada 2024. Langkah ini dipandang sebagai antisipasi terhadap potensi volatilitas pasokan global dan sebagai bagian dari kebijakan menjaga ketahanan energi nasional.
Namun, ekspansi ini kemungkinan besar tidak langsung berdampak pada harga dalam jangka pendek, mengingat volume tambahan tersebut akan lebih banyak diserap untuk kebutuhan dalam negeri.
Analis: Reli Harga Batu Bara Bisa Berumur Pendek
Meski harga saat ini berhasil pulih, sejumlah analis pasar memperingatkan bahwa reli harga batu bara bisa bersifat sementara. Kenaikan yang terjadi belakangan ini lebih disebabkan oleh sentimen jangka pendek ketimbang perbaikan fundamental pasar.
“Harga batu bara memang mendapatkan dorongan karena adanya gangguan pasokan, namun selama permintaan global belum pulih, tren kenaikan ini kemungkinan akan terbatas,” ujar analis komoditas dari Morgan Energy Insights, Daniel Wong.

Yoga
Insiderindonesia.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.