Minggu, 25 Mei 2025

Perusahaan Korea Selatan Ajukan Proyek Hilirisasi Nikel, Kementerian Perindustrian Indonesia Sambut Positif

Perusahaan Korea Selatan Ajukan Proyek Hilirisasi Nikel, Kementerian Perindustrian Indonesia Sambut Positif
Perusahaan Korea Selatan Ajukan Proyek Hilirisasi Nikel, Kementerian Perindustrian Indonesia Sambut Positif

JAKARTA — Investasi dari perusahaan Korea Selatan di Indonesia terus menunjukkan angka yang menggembirakan, dengan sektor hilirisasi nikel menjadi salah satu fokus utama. Hal ini terungkap dalam pertemuan antara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Indonesia dan delegasi Federation of Korean Industries (FKI) pada 29 April 2025. Dalam pertemuan tersebut, delegasi FKI mengungkapkan komitmennya untuk terus berinvestasi di Indonesia, dengan salah satu proyek besar yang tengah diajukan adalah rencana investasi hilirisasi nikel oleh EcoPro, produsen katode terkemuka dari Korea Selatan.

Rencana Investasi Hilirisasi Nikel oleh EcoPro

Salah satu hal yang mencuri perhatian dalam pertemuan tersebut adalah rencana EcoPro untuk mengajukan proposal investasi kepada Danantara, yang berfokus pada pengembangan hilirisasi nikel di Indonesia. Proyek ini bertujuan untuk melanjutkan proses pengolahan nikel hingga menjadi produk katode yang sangat penting untuk industri baterai kendaraan listrik (EV) dan energi terbarukan. "EcoPro berencana mengajak Danantara berpartisipasi dalam proyek ini," ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam kesempatan tersebut.

Baca Juga

Polytron Gencar Produksi Mobil Listrik Berbasis Lokal, Tapi Apakah Sudah Layak Disebut Sebagai Mobil Nasional Indonesia

Menurut Agus, kedatangan EcoPro di Indonesia bukanlah hal baru, mengingat perusahaan tersebut telah lama berinvestasi di Tanah Air. EcoPro sendiri telah memiliki fasilitas produksi di Morowali, Sulawesi Tengah, dan selama dua tahun terakhir, perusahaan tersebut telah menggelontorkan investasi sebesar US$300 juta. "Kami berharap potensi kerja sama ini bisa semakin berkembang dan memberikan dampak positif bagi ekonomi Indonesia," tambah Agus.

Perusahaan Korsel Menunjukkan Komitmen Berinvestasi di Indonesia

Tidak hanya sektor hilirisasi nikel, pertemuan ini juga membahas kontribusi signifikan perusahaan-perusahaan Korea Selatan terhadap perekonomian Indonesia. Agus Gumiwang mengakui bahwa banyak perusahaan Korea yang sudah lama beroperasi di Indonesia dan memberikan dampak besar di sektor elektronik, otomotif, teknologi hijau, dan transformasi digital. "Para delegasi FKI menegaskan komitmennya untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan ekonomi Indonesia, baik melalui pembangunan fasilitas produksi baru maupun ekspansi usaha," ujar Agus.

Delegasi FKI juga menegaskan bahwa mereka melihat prospek Indonesia sebagai negara tujuan investasi yang sangat baik. Hal ini didasarkan pada kondisi ekonomi Indonesia yang stabil dan berbagai insentif fiskal yang ditawarkan pemerintah Indonesia kepada investor asing.

Hyundai dan Kendaraan Listrik Berbasis Baterai

Dalam pertemuan tersebut, Agus Gumiwang juga menyampaikan apresiasi terhadap komitmen Hyundai yang membangun ekosistem kendaraan listrik berbasis baterai (EV) secara menyeluruh di Indonesia. Ia mencatat bahwa beberapa perusahaan Korea, termasuk Hyundai, telah memanfaatkan berbagai insentif fiskal yang diberikan oleh pemerintah Indonesia, seperti Bea Masuk 0%, PPnBM 0%, dan PPN 2% melalui program Low Carbon Emission Vehicle (LCEV) serta program PPN Ditanggung Pemerintah (DTP).

"Hyundai dan beberapa perusahaan Korea lainnya telah memanfaatkan insentif fiskal ini untuk mendukung produksi kendaraan listrik di Indonesia, yang sejalan dengan visi pemerintah untuk mempercepat transisi menuju kendaraan ramah lingkungan," kata Agus.

Kerja Sama Industri Hijau dan Dekarbonisasi

Selain itu, Kemenperin juga mencatat adanya kerja sama dengan POSCO Research Institute dalam bidang industri hijau. Kerja sama ini fokus pada penyusunan kebijakan dekarbonisasi untuk sektor industri di Indonesia dalam periode 2023-2025. Langkah ini merupakan bagian dari upaya Indonesia untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) di sektor industri pada masa depan.

"Kami juga sangat mendukung kerja sama di bidang industri hijau, terutama dengan POSCO, dalam menyusun kebijakan dekarbonisasi yang dapat membantu Indonesia mencapai target emisi karbon yang lebih rendah," ujar Agus.

Potensi Pasar Industri Halal Indonesia

Selain sektor-sektor tersebut, Agus juga menyinggung peluang besar di sektor industri halal. Indonesia, dengan populasi Muslim terbesar di dunia, memiliki pasar yang sangat potensial di sektor makanan dan minuman halal, kosmetik halal, serta produk halal lainnya. Kemenperin terus mendorong perusahaan-perusahaan Korea Selatan untuk berinvestasi di sektor ini.

"Kami sangat menyambut baik perusahaan Korea yang ingin mengembangkan bisnis di sektor halal, seperti makanan, kosmetik, dan produk halal lainnya. Indonesia memiliki empat kawasan industri halal, dan kami terbuka untuk kerja sama lebih lanjut di kawasan tersebut," kata Agus.

Data Perdagangan Indonesia-Korea Selatan

Pada 2024, data perdagangan bilateral antara Indonesia dan Korea Selatan tercatat mencapai US$20 miliar, dengan ekspor Indonesia ke Korea Selatan mencapai US$10,76 miliar. Selain itu, realisasi investasi Korea Selatan di Indonesia pada tahun yang sama mencapai US$2,98 miliar. Angka ini mencerminkan hubungan ekonomi yang semakin kuat antara kedua negara.

"Angka perdagangan dan investasi yang terus meningkat menunjukkan bahwa hubungan ekonomi antara Indonesia dan Korea Selatan semakin solid. Kami berharap kerja sama ini bisa terus berkembang di masa depan," kata Agus, menutup pembicaraan.

Yoga

Yoga

Insiderindonesia.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Eramet Jajaki Investasi Smelter Nikel Bersama Danantara, Targetkan MoU Akhir Mei

Eramet Jajaki Investasi Smelter Nikel Bersama Danantara, Targetkan MoU Akhir Mei

Batu Bara Rusia Kian Gencar Masuk Pasar China, ITMG Fokus Pertahankan Mitra Strategis di Asia Pasifik

Batu Bara Rusia Kian Gencar Masuk Pasar China, ITMG Fokus Pertahankan Mitra Strategis di Asia Pasifik

Deretan Rumah Murah di Pati dengan Harga Mulai Rp140 Juta, Ini Pilihannya

Deretan Rumah Murah di Pati dengan Harga Mulai Rp140 Juta, Ini Pilihannya

Babinsa Kotalama Aktif Dampingi Petani Hasilkan Gabah Berkualitas, Perkuat Ketahanan Pangan di Kota Malang

Babinsa Kotalama Aktif Dampingi Petani Hasilkan Gabah Berkualitas, Perkuat Ketahanan Pangan di Kota Malang

KAI Logistik Sukses Kelola Pemindahan dan Pengelolaan 55 Unit KRL Afkir di Depo KRL Depok dengan Efisien dan Tepat Waktu

KAI Logistik Sukses Kelola Pemindahan dan Pengelolaan 55 Unit KRL Afkir di Depo KRL Depok dengan Efisien dan Tepat Waktu