Latihan Militer Tiongkok di Laut Tasman Ganggu Lalu Lintas Udara: 49 Penerbangan Dialihkan
- Selasa, 25 Februari 2025

JAKARTA - Latihan militer yang dilakukan oleh Angkatan Laut Tiongkok di perairan internasional Laut Tasman menimbulkan gangguan terhadap 49 jadwal penerbangan yang harus memodifikasi rute terbangnya. Peristiwa ini terkuak setelah seorang pilot dari maskapai Virgin Australia melaporkan latihan tersebut kepada otoritas penerbangan Australia.
Maskapai penerbangan yang terkena dampak dari latihan militer ini antara lain adalah Qantas, Emirates, Air New Zealand, dan Virgin Australia. Gangguan mulai terasa setelah Tiongkok mengeluarkan peringatan terkait latihan militer ini di perairan internasional yang berada di antara Australia dan Selandia Baru. Kedua negara tersebut menyatakan tidak mendapatkan pemberitahuan yang memadai dari Tiongkok. Umumnya, kegiatan latihan militer yang memengaruhi penerbangan seperti ini diumumkan melalui Notices to Airmen (NOTAM) paling tidak 24 jam sebelum pelaksanaan.
Rob Sharp, CEO Airservices Australia, menjelaskan bahwa informasi pertama mengenai latihan militer ini justru datang dari seorang pilot Virgin Australia. Pilot itu melaporkan adanya aktivitas latihan tembak oleh kapal angkatan laut Tiongkok yang terletak sekitar 483 kilometer dari pantai timur Australia. Pesan dari pihak Tiongkok tersebut disiarkan melalui saluran radio darurat yang umumnya dipantau oleh pilot dan informasi ini kemudian diteruskan ke pengendali lalu lintas udara. Menanggapi laporan ini, otoritas setempat mengeluarkan peringatan kepada seluruh maskapai penerbangan dan memberlakukan zona larangan terbang di sekitar area latihan untuk menghindari potensi bahaya.
Latihan militer ini diduga telah berlangsung sekitar 30 menit sebelum pesan peringatan pertama kali diterima. Komando operasi pertahanan Australia menyebut bahwa pihaknya menerima pemberitahuan hanya 10 menit setelah informasi awal masuk. Angkatan Laut Tiongkok diketahui mengerahkan tiga kapal perang untuk melakukan latihan ini yaitu sebuah fregat, kapal penjelajah, dan kapal pengisian ulang yang semuanya berlayar menyusuri pantai timur Australia.
Kementerian Pertahanan Tiongkok memastikan bahwa mereka telah mengeluarkan pemberitahuan keselamatan sebelumnya dan mereka menekankan bahwa latihan ini sesuai dengan ketentuan hukum internasional sehingga tidak membahayakan penerbangan sipil. "Kami selalu berkomitmen untuk mengikuti hukum internasional dan menjaga keselamatan penerbangan selama latihan militer berlangsung," ujar perwakilan dari Kementerian Pertahanan Tiongkok.
Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, menyatakan bahwa pihak pertahanan Australia memang telah mendapatkan informasi mengenai keberadaan kapal-kapal Tiongkok tersebut. Menurutnya, pihak pertahanan sudah melakukan pemantauan ketat terhadap aktivitas kapal-kapal itu dengan menggunakan armada fregat dan pengawasan udara. Meski demikian, Departemen Pertahanan Australia dan kantor Menteri Pertahanan belum memberikan komentar resmi mengenai permasalahan ini.
Di sisi lain, militer Selandia Baru melaporkan bahwa kapal-kapal angkatan laut Tiongkok saat ini berada sekitar 218 mil laut di sebelah timur Hobart, Tasmania. Keberadaan aktivitas militer yang tak terduga ini memunculkan kekhawatiran mengenai transparansi komunikasi militer di perairan internasional. Tidak hanya itu, insiden ini menambah kemungkinan diskusi diplomatik lanjutan antara Australia dan Selandia Baru terhadap Tiongkok terkait ketidakjelasan informasi yang diberikan.
Insiden serupa menyoroti isu pentingnya adanya komunikasi yang lebih baik antara negara-negara yang menggunakan perairan internasional untuk keperluan militer. Transparansi dalam komunikasi dapat membantu mencegah kesalahpahaman dan potensi konflik yang bisa saja timbul akibat latihan militer. Koordinasi yang baik sejatinya dapat meminimalkan risiko gangguan terhadap aktivitas penerbangan sipil yang melintasi ruang udara di wilayah perairan internasional tersebut. Sebuah pelajaran bagi negara-negara untuk senantiasa memperhatikan prosedur standar komunikasi agar aktivitas militernya tidak menimbulkan dampak negatif bagi lalu lintas sipil.
Menindaklanjuti insiden ini, kerjasama lebih lanjut di tingkat diplomatik antara pihak yang terlibat sangat diperlukan demi menjaga keseimbangan dan keamanan di kawasan. Semua pihak diharapkan dapat berkooperasi untuk menambah langkah preventif agar peristiwa serupa tidak terulang kembali di masa depan, memastikan bahwa setiap latihan militer yang dilakukan di perairan internasional diselaraskan dengan praktik komunikasi yang baik. Saling pengertian dan penghormatan terhadap hukum internasional harus selalu menjadi acuan bersama dalam menjalankan operasi militer maupun kegiatan penerbangan yang bersama-sama memanfaatkan wilayah perairan internasional seperti Laut Tasman ini.

Yoga
Insiderindonesia.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.