Pertumbuhan Signifikan Aset Asuransi Syariah dan Perbankan Syariah di Indonesia
- Senin, 24 Februari 2025

JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan catatan menggembirakan terkait peningkatan fungsi intermediasi perbankan syariah di Indonesia. Pertumbuhan ini diiringi dengan perkembangan signifikan aset asuransi syariah serta pembiayaan syariah lainnya. Kepedulian terhadap sektor keuangan syariah terus meningkat, dan ini terlihat dari berbagai data terbaru yang dirilis oleh OJK. Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen dari OJK, Friderica Widyasari Dewi, memberikan gambaran jelas tentang tren positif ini.
Friderica menyampaikan bahwa sektor keuangan syariah di Indonesia memiliki potensi besar, dan ini tercermin dari kinerja yang terus meningkat selama beberapa tahun terakhir. Dalam sebuah acara bernama Gebyar Ramadan Keuangan Syariah atau GERAK Syariah 2025 yang berlangsung di BSD City, Tangerang, Banten, Friderica menceritakan tentang pentingnya inovasi dan pemahaman lebih mendalam terhadap kebutuhan masyarakat dalam rangka meningkatkan penggunaan layanan keuangan syariah. "Agar semakin banyak konsumen yang memanfaatkan jasa dan layanan jasa keuangan syariah," ungkap Friderica dengan penuh semangat.
Melihat data pada Desember 2024, intermediasi perbankan syariah menunjukkan pertumbuhan positif dengan peningkatan pembiayaan mencapai 9,9 persen atau setara 643,5 triliun rupiah. Angka ini cukup menggembirakan dengan NPF atau Non-Performing Financing yang tetap terjaga pada level 2,12 persen. Selain itu, DPK atau dana pihak ketiga mengalami pertumbuhan sebesar 10,1 persen, mencapai total 753,6 triliun rupiah. Data ini menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap perbankan syariah semakin meningkat.
Di samping itu, market cap syariah juga memberikan hasil menggembirakan dengan mencatat angka 6.825,3 triliun rupiah, meningkat sebesar 11,1 persen tahun ke tahun. Nilai Asset Under Management atau AUM syariah menunjukkan peningkatan luar biasa mencapai angka 50,5 triliun rupiah, tumbuh 18,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, nilai Sukuk, baik korporasi maupun negara, tercatat mencapai 1.682,9 triliun rupiah dengan pertumbuhan 12,9 persen year on year. Angka-angka ini menunjukkan semakin kuatnya pasar keuangan syariah di Indonesia.
Yang tidak kalah menggembirakan adalah pertumbuhan aset asuransi syariah yang meningkat 5,8 persen, mencapai total 46,55 triliun rupiah. Ini merupakan indikasi bahwa asuransi syariah mendapatkan tempat yang lebih baik di hati masyarakat Indonesia yang mencari solusi perlindungan berbasis prinsip syariah. Friderica menjelaskan lebih lanjut bahwa aset piutang pembiayaan perusahaan pembiayaan syariah juga mengalami pertumbuhan signifikan mencapai 11,3 persen atau 33,8 triliun rupiah.
Pertumbuhan ini tentunya tidak terlepas dari peran pelaku usaha jasa keuangan syariah yang terus melakukan inovasi dan penyesuaian terhadap kebutuhan masyarakat. Peningkatan edukasi dan pemahaman yang dilakukan oleh berbagai pihak juga turut berkontribusi dalam memajukan sektor ini. "Apresiasi tinggi kepada semua pihak yang mendorong pertumbuhan positif ini. Tantangan ke depan adalah mempertahankan momentum ini dan terus berinovasi agar layanan keuangan syariah dapat diakses oleh lebih banyak lapisan masyarakat," tutur Friderica dengan optimisme.
Sebagai tambahan, Friderica memperlihatkan pandangannya terkait prospek masa depan keuangan syariah di Indonesia. Menurutnya, sinergi antara pemerintah dan pelaku industri sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuhnya sektor ini. Edukasi kepada masyarakat, terutama terkait manfaat dan keunggulan layanan keuangan syariah, harus ditingkatkan agar semakin banyak yang teredukasi dan beralih memanfaatkan layanan ini.
Pada akhirnya, di tengah upaya memajukan industri keuangan syariah, penting bagi semua pihak untuk terus bekerjasama dan berkolaborasi. Hal ini tidak hanya demi pertumbuhan ekonomi semata tetapi juga sebagai upaya memperkuat inklusi keuangan yang berlandaskan prinsip syariah. Dengan berbagai inovasi dan strategi yang dipersiapkan, masa depan sektor keuangan syariah di Indonesia diharapkan akan semakin cerah dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional.
Melihat semua data yang ada, optimisme terhadap prospek masa depan sektor keuangan syariah semakin menguat. Semangat untuk terus berkembang dan berinovasi menjadi kunci dalam menghadapi tantangan yang ada. Industri keuangan syariah di Indonesia, dengan segala potensi yang dimilikinya, diharapkan akan terus tumbuh dan berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat luas. Sektor ini bukan hanya sekedar alternatif namun juga menjadi solusi bagi masyarakat yang mendambakan layanan keuangan yang sesuai dengan prinsip syariah. Melihat perkembangan ini, tidak berlebihan kiranya jika kita berharap bahwa industri keuangan syariah akan menjadi salah satu pilar utama perekonomian Indonesia di masa mendatang.

Yoga
Insiderindonesia.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.