Saham AADI Tertekan di Sesi I, Harga Batu Bara Turun: Peluang atau Risiko bagi Investor?
- Kamis, 20 Februari 2025

Jakarta – Saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) kembali mengalami tekanan signifikan dalam sesi pertama perdagangan hari ini. Pada pukul 10.40 WIB, saham AADI tercatat berada di level Rp 7.575, menurun 6,19% dari penutupan sebelumnya. Perdagangan di pasar menunjukkan bahwa sebanyak 31,9 juta saham AADI telah ditransaksikan dengan frekuensi mencapai 16.600 kali, dan nilai transaksi mencapai Rp 249 miliar.
Penurunan harga ini mengikuti tren negatif yang juga terjadi pada perdagangan 19 Februari, di mana saham AADI merosot 3,58%. Sebelumnya, saham emiten batu bara ini sempat meraih kinerja positif dengan berada di zona hijau pada 14, 17, dan 18 Februari.
Penurunan saham AADI sejalan dengan tren harga batu bara global. Harga batu bara Newcastle berjangka turun menjadi US$ 102 per ton pada bulan Februari, yang merupakan level terendah dalam hampir empat tahun terakhir. Penurunan ini disebabkan oleh adanya kelebihan pasokan yang lebih besar daripada permintaan dari konsumen utama. Analisis dari Trading Economics pada Kamis, 20 Februari 2025 menunjukkan bahwa kondisi ini mencerminkan ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan yang tengah berlangsung di pasar batu bara.
Di tengah kondisi pasar yang menantang tersebut, ada pandangan optimis dari pelaku pasar. Sucor Sekuritas, salah satu perusahaan sekuritas terkemuka, beberapa waktu lalu mempertahankan rekomendasi beli (buy) untuk saham AADI. Dalam analisanya, Sucor Sekuritas menetapkan target harga (target price/TP) yang cukup ambisius untuk saham AADI, yakni sebesar Rp 30.100.
Sucor Sekuritas melihat bahwa valuasi saham Adaro Andalan (AADI) saat ini sangat atraktif. "Saham AADI diperdagangkan dengan Price Earnings Ratio (PER) 2025 sebesar 4,8 kali. Selain itu, imbal hasil dividen dari saham ini diprediksi mencapai 12%,” tulis Sucor dalam laporan analisisnya. Pihak Sucor Sekuritas juga menegaskan keyakinannya terhadap prospek saham AADI di tengah tantangan pasar saat ini.
“Kami percaya bahwa angin buritan kuat dari beberapa kejadian bakal mendongkrak sentimen positif serta memberikan potensi re-rating yang signifikan bagi saham AADI,” lanjut analisis dari Sucor. Ini menunjukkan bahwa meskipun terdapat fluktuasi harian yang signifikan, potensi jangka panjang bagi investor yang memegang saham ini tetap menjanjikan.
Analisis lebih dalam menunjukkan bahwa sektor energi, khususnya batu bara, sedang berada di bawah tekanan global. Namun, investor yang berorientasi jangka panjang mungkin melihat situasi ini sebagai peluang untuk masuk ke pasar dengan valuasi yang lebih menarik. Para analis juga menyarankan agar investor memperhatikan perkembangan kebijakan energi global dan dinamika pasar komoditas yang dapat memengaruhi pasar batu bara di masa mendatang.
Kondisi pasar yang tidak menentu ini tentunya membuat investor perlu berhati-hati dan tajam dalam menganalisis data fundamental serta trend pasar. Rekomendasi dari Sucor Sekuritas dapat menjadi salah satu pertimbangan bagi para investor yang percaya pada potensi pemulihan harga dan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.

Tri Kismayanti
Insiderindonesia.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Bank Raya Perkuat Ekosistem Digital UMKM Lewat Fitur Kasir di Saku Bisnis
- Rabu, 16 April 2025