Penguatan Tipis Rupiah: Optimisme Stabilitas Nilai Tukar di Tengah Tekanan Global
- Senin, 17 Februari 2025

JAKARTA - Pergerakan nilai tukar rupiah menunjukkan peningkatan meskipun dalam kadar yang masih terbilang tipis. Berdasarkan laporan Bank Indonesia, rupiah dibuka pada level Rp 16.280 per dolar Amerika Serikat (AS), menguat dari posisi penutupan sebelumnya yakni Rp 16.350 per dolar AS. Meski demikian, tekanan eksternal yang kuat, terutama dari keluarnya modal asing dari pasar keuangan domestik, masih menghantui.
Ramdan Denny Prakoso selaku Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia menyampaikan, meskipun terdapat peningkatan pada kurs rupiah, pihaknya tak menampik tantangan yang ada. "Kami terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk memastikan stabilitas rupiah dan ketahanan ekonomi nasional tetap terjaga," ujar Prakoso, Minggu (16/2/2025).
Dinamika Pasar Keuangan dan Indikator Makroekonomi
Di sisi lain, Bank Indonesia juga melaporkan perubahan dalam beberapa indikator makroekonomi. Yield Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun tercatat turun ke angka 6,81 persen dari 6,82 persen sebelumnya. Ini merupakan salah satu indikator permintaan investor terhadap obligasi negara.
Selain itu, indeks dolar AS (DXY) memperlihatkan pelemahan ke level 107,31. Meski pelemahan indeks dolar dapat diharapkan memberi angin segar bagi negara-negara berkembang termasuk Indonesia, yield US Treasury (UST) Note 10 tahun justru mengalami kenaikan ke 4,529 persen, mencerminkan pergeseran sentimen global yang sedang berlangsung.
Tren Keluar Arus Modal Asing
Data transaksi pekan kedua Februari 2025 menunjukkan tren keluar arus modal asing yang berkelanjutan dari Indonesia. Dalam kurun 10-13 Februari 2025, investor nonresiden mencatat jual neto senilai Rp 9,61 triliun. Perinciannya, di pasar saham terjadi penjualan sebesar Rp 2,42 triliun, di pasar SBN Rp 2,51 triliun, dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp 4,68 triliun.
Namun, secara kumulatif sejak awal tahun 2025, hadir secercah optimisme dengan mencatat jual neto sebesar Rp 7,59 triliun di pasar saham. Pada saat yang sama, terjadi beli neto sebesar Rp 10,11 triliun di pasar SBN dan Rp 4,60 triliun di SRBI.
Persepsi Risiko dan Stabilitas Keuangan
Di tengah dinamika pasar keuangan, premi Credit Default Swap (CDS) Indonesia untuk tenor 5 tahun turun menjadi 72,22 basis poin per 13 Februari 2025, lebih rendah dibandingkan 74,22 bps pada 7 Februari 2025. Tren penurunan ini menggambarkan persepsi risiko investasi di Indonesia yang mengalami perbaikan meski perlahan.
"Penurunan premi CDS mengindikasikan bahwa persepsi risiko terhadap investasi di Indonesia sedikit membaik, sejalan dengan upaya kita dalam menjaga stabilitas keuangan," ujar Ramdan Denny Prakoso.
Upaya Koordinasi dan Kebijakan Bank Indonesia
Bank Indonesia menegaskan pentingnya koordinasi erat dengan pemerintah serta otoritas terkait untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan ketahanan eksternal ekonomi nasional. Kebijakan moneter tidak dapat bekerja sendirian tanpa dukungan sinergis dari kebijakan fiskal dan seluruh elemen ekonomi lainnya.
Strategi bauran kebijakan tidak hanya fokus pada instrumen moneter murni seperti suku bunga dan intervensi pasar valas, tetapi juga mencakup kebijakan penguatan struktural ekonomi yang menciptakan iklim investasi kondusif dan dapat mengendalikan arus modal secara lebih efektif.
Menghadapi Ketidakpastian Global
Di tengah situasi ekonomi global yang masih penuh ketidakpastian, Indonesia berupaya untuk tetap menjaga stabilitas dengan langkah-langkah proaktif dan preventif. Penguatan fundamental ekonomi seperti perbaikan neraca transaksi berjalan, cadangan devisa yang memadai, dan inflasi yang terkendali menjadi agenda utama agar daya tahan ekonomi semakin kuat.
Selain itu, diversifikasi pasar dan produk ekspor diupayakan guna memperkuat daya saing serta ketahanan ekonomi dari guncangan eksternal. Transformasi di bidang ekonomi digital dan industri berbasis teknologi diharapkan dapat memberikan efek positif terhadap pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Kesimpulan
Keseluruhan dinamika yang terjadi menggambarkan tantangan sekaligus peluang bagi perekonomian nasional. Meskipun pergerakan rupiah masih dibayangi tekanan eksternal, adanya koordinasi dan kebijakan efektif dari Bank Indonesia serta pemerintah, diharapkan mampu memberi stabilitas yang dibutuhkan untuk menjaga nilai tukar rupiah dan mendukung ketahanan eksternal.
Rupiah yang menguat tipis pada pekan kedua Februari 2025 menjadi catatan penting bagi pelaku pasar dan pemangku kebijakan bahwa optimisme masih ada, meski tantangan ke depan masih panjang dan penuh dinamika. Kebersamaan dan strategi yang baik melalui sinergi kebijakan akan menjadi kunci bagi Indonesia untuk keluar dari tekanan ini dengan kondisi yang lebih kuat.

Yoga
Insiderindonesia.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.