JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ESDM berupaya untuk menyediakan bahan bakar minyak bersih BBM atau rendah sulfur bagi pemerintah pada 2025. Targetnya seluruh BBM yang tersedia di Indonesia harus memiliki kandungan sulfur yang rendah hingga 2028
Langkah ini untuk mengurangi emisi sektor transportasi kata Pelaksana Harian Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tri Winarno dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi XII di Jakarta Selasa 18 Februari
Hanya saja dia tidak mengatakan alasan mengapa penyediaan BBM rendah sulfur hanya dilakukan dalam tiga tahun saja. Ia hanya menjelaskan regulasi pengaturan BBM rendah sulfur berdasarkan Perpres No 117 Tahun 2021 kemudian peta jalannya diatur dalam Kepdirjen Migas tentang spesifikasi bensin dan solar
Sesuai dengan arahan Presiden Republik Indonesia untuk pengurangan emisi sektor transportasi dengan penyediaan BBM bersih atau rendah sulfur tegas dia
Disampaikan Tri peta jalan tersebut disiapkan berdasarkan kajian Institut Teknologi Bandung ITB bahwa gas buang kendaraan merupakan sumber utama polusi lintas musim di mana pada musim hujan itu antara 32 sampai 41 persen sedangkan gas buang kendaraan pada musim kemarau sekitar 42 sampai 57 persen
Adapun pentahapan batasan kandungan sulfur pada BBM yakni berlaku untuk bahan bakar jenis solar CN 48 solar CN 51 dan bensin mulai dari RON 90 RON 91 RON 95 dan RON 98
Batas kandungan sulfur setara dengan Euro 4 sejumlah 50 ppm untuk bensin maupun diesel dan batas maksimum kandungan sulfur setara Euro 5 untuk diesel 10 ppm beber Tri
Dia menambahkan bahwa kondisi saat ini produksi dan spesifikasi kilang yang sudah memenuhi Euro 4 yakni untuk BBM Pertalite RON hanya Refinery Unit 2 Refinery Unit 7 dan TPPI sedangkan minyak solar CN 48 belum ada yang memenuhi Euro 4. Sementara produksi Pertamax hanya ada di 2 Refinery Unit yaitu Refinery Unit 4 dan Refinery Unit 5 dengan total produksi 93.02 juta liter per bulan dengan masing masing produksi 79.5 dan 13.52 juta liter per bulan dengan tipikal kandungan sulfur sebesar 100 ppm
Dan untuk menyukseskan rencana ini pemerintah telah menyiapkan strategi jangka pendek dan jangka panjang. Rencana jangka pendeknya mencakup peningkatan kualitas produk BBM yang dilakukan di kilang milik Pertamina Dumai dan Cilacap serta penyelesaian pembangunan Kilang Balikpapan. Rencana jangka panjangnya mencakup pembangunan kilang Dumai Plaju Cilacap Balikpapan GRR Tuban Petrochemical Complex Jabar Green Refinery Cilacap dan Plaju
Dewan Ekonomi Nasional DEN sebelumnya memastikan program BBM dengan kadar sulfur rendah atau setara dengan Euro IV tetap akan dilaksanakan. Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan pada Januari lalu mengatakan pembahasan mengenai implementasinya berada di Kementerian ESDM