JAKARTA – Di tengah berbagai tantangan ekonomi global, sektor kriya dan fesyen Indonesia sukses menunjukkan tajinya dengan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi kreatif nasional. Sudaryano Rahmalifman Lamangkona, Staf Ahli Menteri UMKM Bidang Komunikasi dan Hubungan Antar Lembaga, mengungkapkan, sektor ini memiliki potensi besar untuk memperkuat posisi Indonesia dalam industri kerajinan dunia.
"Peluang sektor kriya Indonesia ini tidak hanya akan memperkuat posisi Indonesia dalam industri kerajinan, tetapi juga akan memberikan kontribusi pada sektor ekonomi kreatif dengan target mencapai 27,53 miliar dolar AS, sebagaimana yang dijelaskan dalam data dari Kemenparekraf untuk tahun 2024," ujar Sudaryano dalam keterangan resmi Kementerian UMKM yang dirilis di Jakarta pada Minggu, 16 Februari 2025.
Data dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan menunjukkan bahwa pada semester pertama 2024, nilai ekspor ekonomi kreatif Indonesia sudah menyentuh angka 12,36 miliar dolar AS, setara dengan sekitar 197,8 triliun rupiah. Sudaryano menambahkan, "Angka ini naik sebesar 4,46 persen dibandingkan periode yang sama di semester pertama 2023. Subsektor kriya mendominasi ekspor dengan nilai mencapai 4,75 miliar dolar AS."
Peningkatan ini tidak terlepas dari tingginya permintaan pasar global akan produk kriya dan fesyen yang merupakan buah karya dan kreasi anak bangsa. Sudaryano menyatakan, "Tentu upaya ini harus dilakukan secara bersama-sama dengan konsep kolaboratif sebagai upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8 persen sebagaimana dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto." Ini berarti bahwa dukungan penuh tidak hanya berasal dari pemerintah tetapi juga dari sektor swasta, termasuk pelaku UMKM.
Sebagai bagian dari komitmen untuk memajukan sektor UMKM, Kementerian UMKM telah meluncurkan berbagai program, salah satunya adalah pembentukan UMKM holding. Ini dirancang untuk menghubungkan UMKM dengan industri yang lebih besar, membentuk rantai pasok yang kuat dan berdaya saing. Hal ini menjadikan UMKM sebagai ujung tombak dalam menyuplai berbagai kebutuhan industri besar.
Sudaryano menjelaskan lebih lanjut tentang upaya perluasan pasar dan promosi budaya lokal sebagai keunggulan kompetitif yang tidak hanya untuk pasar nasional tetapi juga global. Salah satu langkah strategis adalah mengadakan pameran lokal, seperti Purworejo Expo 2025 yang baru-baru ini berlangsung. "Kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya keberlanjutan. Ini juga mendorong seluruh komunitas kerajinan dan pelaku UMKM untuk memperluas wawasan dan pengetahuan, guna mengasah keterampilan khususnya di sektor UMKM," katanya.
Dari sisi pangsa pasar dan daya saing, sektor kriya dan fesyen Indonesia memiliki keunggulan di antaranya keragaman budaya yang menjadi inspirasi untuk produk-produk bernilai seni tinggi. Hal ini menjadi modal penting dalam menghadirkan inovasi produk yang dapat bersaing di pasar internasional. Dengan merasa bangga dan memiliki identitas budaya sendiri, produk kerajinan tangan dan fesyen Indonesia dapat memberikan warna berbeda dalam persaingan global.
Tidak hanya berhenti pada produk semata, pelaku industri juga diajak untuk menerapkan konsep keberlanjutan dalam setiap langkah bisnis mereka. Ini tidak hanya mencakup praktik ramah lingkungan tetapi juga kesejahteraan sosial dan pemerataan ekonomi bagi para pengrajin lokal.
Dukungannya terhadap sektor kriya mendapat sambutan hangat juga dari berbagai pihak. Para pelaku UMKM dan stakeholder terkait memberikan apresiasi atas langkah Kementerian UMKM yang proaktif dalam memberdayakan sektor ini. Mereka berharap program yang telah dijalankan dapat terus dilanjutkan dan ditingkatkan sehingga menjangkau lebih banyak pelaku usaha dan memperluas penetrasi pasar.
Namun, tetap ada tantangan yang harus dihadapi oleh pelaku industri. Di antaranya adalah peningkatan kapasitas SDM dan adaptasi terhadap teknologi baru. Oleh karena itu, pelatihan dan pendampingan bagi UMKM menjadi sangat krusial agar mereka dapat mengoptimalkan potensi dan sumber daya yang mereka miliki secara maksimal.
Sudaryano meyakini bahwa dengan kerja sama yang solid antara pemerintah, industri, pengrajin, dan akademisi, sektor kriya dan fesyen Indonesia dapat mencapai posisi yang lebih kuat di kancah ekonomi kreatif dunia. "Arah kita ke depan adalah fokus pada penciptaan nilai tambah melalui inovasi dan keberlanjutan. Ini akan menjadi landasan bagi pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan," tandasnya.
Dengan tekad dan komitmen yang kuat, sektor kriya dan fesyen Indonesia diharapkan terus memberikan kontribusi optimalnya, menggerakkan roda perekonomian nasional dan sekaligus memperkenalkan keindahan kriya Indonesia ke seluruh dunia. Masa depan industri kreatif Indonesia terang di depan mata, dengan produk-produk unggulannya siap berkompetisi di pasar global.