Lonjakan Jumlah Investor Pasar Modal di Bali: Pertumbuhan Dua Digit pada Tahun 2024

Senin, 17 Februari 2025 | 14:47:43 WIB
Lonjakan Jumlah Investor Pasar Modal di Bali: Pertumbuhan Dua Digit pada Tahun 2024

Jakarta - Pemerintah melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong peningkatan partisipasi masyarakat dalam pasar modal. Hal ini tampaknya membuahkan hasil positif di Provinsi Bali, di mana pertumbuhan jumlah investor pasar modal mengalami kenaikan yang signifikan pada tahun 2024. Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali, Kristrianti Puji Rahayu, mengungkapkan bahwa industri jasa keuangan di Bali tetap menunjukkan kinerja yang stabil sepanjang tahun, bahkan hingga Desember 2024.

Kristrianti Puji Rahayu dalam keterangan tertulis dari Denpasar, Bali, pada Senin (17/2/2025) menyampaikan, "Jumlah investor pasar modal wilayah Bali masih tetap menunjukkan pertumbuhan tinggi yaitu mencapai double digit dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya." Hal ini menandakan bahwa masyarakat Bali semakin terlibat aktif dalam investasi di pasar modal, sejalan dengan upaya literasi keuangan yang terus digalakkan.

Menurut data yang dihimpun, pada Desember 2024, jumlah investor saham di Bali tercatat sebanyak 143.402 Single Investor Identification (SID). Angka ini menunjukkan pertumbuhan luar biasa sebesar 22,83% secara tahunan. Peningkatan ini tidak terlepas dari berbagai kebijakan dan program edukasi investasi yang dilakukan oleh OJK dan lembaga terkait.

Selain itu, jumlah investor reksa dana dan Surat Berharga Negara (SBN) juga tidak kalah mengesankan. Investor reksa dana tumbuh sebesar 25,68%, sementara investor SBN meningkat 23,18%. Kenaikan ini menunjukkan diversifikasi minat investor di Bali terhadap berbagai instrumen investasi yang tersedia di pasar modal, yang tidak hanya berfokus pada saham semata.

Kristrianti Puji Rahayu menegaskan bahwa peningkatan partisipasi masyarakat Bali dalam pasar modal berdampak positif terhadap perekonomian lokal dan nasional. "Partisipasi yang semakin tinggi dari investor Bali tidak hanya memberikan keuntungan bagi individu, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan," tambahnya.

Dari sisi capaian nilai, kepemilikan saham di Bali pada Desember 2024 mencapai Rp5,3 triliun. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 18,22% dibandingkan Desember 2023. Sementara itu, nilai transaksi saham juga mencatatkan angka yang mengesankan, yakni sebesar Rp3,9 triliun. Pertumbuhan senilai 71,16% ini merupakan indikator peningkatan aktivitas perdagangan saham di Bali.

Pertumbuhan signifikan ini sejalan dengan langkah strategis yang diambil oleh OJK Provinsi Bali dalam upaya memperluas akses informasi dan meningkatkan literasi keuangan di kalangan masyarakat. Berbagai program edukasi dan sosialisasi mengenai pentingnya investasi di pasar modal telah dilakukan secara intensif, termasuk pelatihan dan seminar yang melibatkan berbagai kalangan masyarakat Bali, mulai dari pelajar hingga para pengusaha lokal.

Menurut pengamat ekonomi lokal, pertumbuhan jumlah investor di Bali ini juga dipengaruhi oleh peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya investasi jangka panjang. Banyak masyarakat Bali yang kini mulai menyadari manfaat dari berinvestasi di pasar modal untuk mempersiapkan masa depan keuangan yang lebih stabil.

Selain itu, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi juga memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan jumlah investor. Kemudahan akses informasi dan transaksi secara digital membuat masyarakat Bali lebih mudah dan cepat dalam melakukan investasi di pasar modal. Hal ini berdampak signifikan terhadap peningkatan efektifitas dan efisiensi transaksi yang dilakukan oleh para investor.

Tidak ketinggalan, dukungan dari pemerintah daerah dan kerjasama antara OJK, Bursa Efek Indonesia, dan berbagai pihak terkait turut berkontribusi dalam menciptakan ekosistem investasi yang kondusif di Bali. Sejumlah kebijakan pro-investasi dan insentif bagi para investor juga menjadi faktor pendorong dalam meningkatkan minat masyarakat Bali untuk terlibat di pasar modal.

Ke depan, OJK Provinsi Bali berharap bahwa tren positif ini dapat terus berlanjut, sejalan dengan upaya untuk memperkuat literasi dan inklusi keuangan di berbagai lapisan masyarakat. Dengan meningkatnya partisipasi dan pemahaman masyarakat tentang pasar modal, diharapkan akan semakin banyak masyarakat Bali yang dapat merasakan manfaat dari berinvestasi dan berperan aktif dalam kemajuan ekonomi daerah. Kristrianti Puji Rahayu juga menyatakan harapannya, “Kami optimis bahwa ke depan, sinergi dan kolaborasi semua pihak akan semakin solid dalam mendukung pengembangan pasar modal yang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.”

Terkini